KBR68H, Jakarta - Pelaksanaan program rumah murah seharga Rp 20 juta sampai dengan Rp 25 juta untuk masyarakat berpenghasilan rendah, saat ini masih terkendala. Kendala – kendala tersebut meliputi banyak faktor. Diantaranya, melambungnya harga tanah, kelangkaan tanah, dan mahalnya biaya bahan-bahan material pembangunan rumah. Padahal, pemerintah pusat melalui Kementerian Perumahan Rakyat, Kemenpera sudah berupaya dengan menugaskan agar pemerintah daerah bisa segera menyediakan lahan untuk pembangunannya. Kata Deputi Bidang Pengembang Kawasan Kemenpera Agus Esa Sumagiarto, kerjasama itu sudah dilakukan dalam bentuk Memorandum of Understanding, MoU antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Dinas Tenaga Kerja, Depnaker.
“ Kita sudah koordinasi melalui MoU dengan pemda. Dimana pemda menyediakan lahan untuk pembangunan. Terutama diperuntukan bagi PNS dan masyarakat umumnya. Ini solusi dalam pengadaan tanah, tutur Agus pada acara Talkshow Daerah Bicara KBR68H.
Agus menambahkan, sudah ada lima belas provinsi yang sepakat menyediakan tanah untuk pembangunan rumah murah. Lima belas provinsi itu diantaranya, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi dan Banjarmasin. Kelima belas daerah tersebut sudah harus siap dan harus berkoornidasi dengan pihak pengembang.
“Pengembang kita dorong, pengembang banyak. Mereka harus bersama dengan pemerintah deaerah. Mustinya mereka harus proaktif jangan hanya menunggu. Mereka harus kordinasi dengan pemda. Mereka harus cari mekanisme nya,” ujar Agus.
Sementara, Ketua umum Asosiasi Pengembang Perumahan Seluruh Indonesia Eddy Ganefo mengatakan program dari pemerintah pusat memang sudah bagus. Hanya saja pihaknya kesulitan ketika berhadapan di lapangan. Contohnya saja, soal pembebasan lahan. Kadang pemda yang sudah menyatakan siap tidak bisa berbuat apa-apa ketika sudah menyangkut permasalahan hak-hak tanah.
“Kenyataan di lapangan, mereka untuk melakukan pelepasan sangat sulit sekali. Memang ada yang sudah beberapa berjalan. Tetapi lainnya masih sangat susah. Terkait masalah pelepasan hak tanah tersebut dan badan pertanahan, badan pertanahan disini harus direformasi secara total. Namun di lapangan banyak hambatan yang dilakukan oleh oknum sangat mahal,” jelas Agus.
Agus menambahkan banyak pemda yang tidak rela melepaskan tanah dengan cara dihibahkan. Pasalnya, jika tanah tersebut hilang, maka tidak akan ada masukan dari Pajak Asli Daerah, PAD.
“ Mereka sih semangatnya melakukan MoU menyediakan lahan patut kita acungkan. Tetapi pada kenyataannya, bahwa perumahan baik perumahan komersil maupun rakyat ini menjadikan mereka PAD. Sehingga mereka menghibahkan lahan berarti sumber PADnya kan berkurang. Itu disatu sisi penyedian lahan.
Permasalahan selain PAD, pengembang juga sering menemukan masalah perizinan pembangunan rumah bersubsidi. Kata dia, seharusnya rumah bersubsidi itu tidak perlu dipungut biaya. Namun pada kenyatanannya, pengembang harus menyisihkan dana sebesar 3 sampai 5 persen. “Untuk perizinan ini lumayan juga antar 3 sampai 5 % biaya real yang kita keluarkan,”keluh Agus.
Lanjut Agus, jika pembangunan perumahan itu diperuntukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, seharusnya pemda tidak perlu terlebih dahulu memikirkan PAD. Karena kedepan dampak pembangunan ini justru akan membuat pemda lebih untung. Dengan cara ada pemasukan lain selain pemasukan PAD. Seperti, dengan adanya perumahan, maka disana akan menciptakan perekonomian baru. Tentunya pendapatan pemda akan lebih besar ketimbang PAD tersebut.
Masalah kompleks lainnya juga ada pada persoalan harga tanah. Jadi kata Agus, ketika ada isu akan dibangun sebuah perumahan, maka banyak spekulan-spkeluan yang membeli tanah dalam jumlah besar kemudian disimpan dan dijual lagi dengan harga yang sangat tinggi kepada pengembang.
“Jadi mereka mendengar bahwa diwilayah ini akan dibangun suatu industri. Sehingga daerah ini dibutuhkan perumahan cukup besar. Dengan mendenagr berita ini, mereka mulai asik dan mulai memetakan dan akhirnya menyebabkan tanah melonjak. Kenaikan kepada harga tanah. Ini perlu disiskusikan antara pemerintah pengembang dan stekholder lainnya.
Agus menyarankan, untuk menekan harga tanah, agar pemerintah membuat bank-bank tanah baik di pusat maupun di daerah.
“Yang saya maksud bank tanah baru dibentuk melalui regulasi. Regulasi ini yang perlu kita buat. Saya usulkan apakah melalui DPR RI apa melalui menteri perumahan rakyat atau intasi lain yang terkait masalah pertanahaan,” tutur Agus.
Harapan adanya regulasi bank tanah itu, menurut Agus, agar ketika pemerintah berencana membangun rumah murah, pemerintah tidak perlu membeli tanah dengan harga yang mahal.
“Pemerintah daerah dapat mengadakan tanah dengan anggaran tertentu tidak harus melalui APBD dan APBN. Bisa juga mereka mengumpulkan CSR dari perusahaan-perusahaan tertentu. Untuk dibelikan tanah yang khusus. Nantinya dibangun bagi masyarakat rendah. Dari bank tanah ini, tidak dilepas secara hibah. Tapi dibeli pengembang yang khusus membangun rumah murah. Kemudian menjualnya juga dengan harga tetap. Sehingga tidak ada kenaikan tanah. Jadi tidak mungkin harga tanah melonjak naik kalau harga tanah masih kepada semula.,” terang Agus.
Editor: Doddy Rosadi
Daerah Diminta Sediakan Lahan untuk Pembangunan Rumah Murah
KBR68H, Jakarta - Pelaksanaan program rumah murah seharga Rp 20 juta sampai dengan Rp 25 juta untuk masyarakat berpenghasilan rendah, saat ini masih terkendala

Selasa, 03 Sep 2013 15:38 WIB


daerah, rumah murah, sediakan lahan
BERITA LAINNYA - BERITA
Wawancara Wapres Maruf Amin dari Suntik Vaksin sampai Target Sejuta Perhari
"Gedung-gedung yang punya pemerintah itu digunakan untuk melakukan vaksinasi. Sudah seperti itu usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah."
Vaksin Gotong Royong Kadin Partisipasi Perusahaan Meningkat
"Kalau kita lihat, antusiasme sangat tinggi itu kenapa, karena kita biaya untuk melakukan tes aja itu bayangkan berapa besar yang harus keluar,"
Vaksinasi Covid-19 Jokowi Ingatkan Negara-negara Tentang Kesetaraan Akses
"Indonesia termasuk salah satu negara yang beruntung. Kita ini beruntung. Dari awal pandemi kita sudah bergerak mengamankan akses dan komitmen pasokan vaksin untuk negara kita Indonesia,”
Vaksin Gotong Royong Erick Upayakan 35 Juta Dosis Tersedia Bulan Depan
"Jangan disalah artikan, vaksin gotong royong adalah gratis juga. Tetapi kita memberi kesempatan kepada pihak swasta yang ingin mengadakan dan membagikan secara gratis kepada para pekerjanya"
ELSAM Dorong Revisi UU ITE Menyeluruh
"Terhadap mereka yang mengalami kriminalisasi, artinya ekspresinya sebenarnya ekspresinya secara sah dan dilindungi undang-undang, tapi kemudian dilakukan pemidanaan"
Jokowi Tak Ada Kompromi Bagi Pembakar Hutan
"Terapkan sanksi tegas bagi pembakar hutan dan lahan baik sanksi administrasi, perdata maupun pidana,"
BNPB Kirimkan Logistik Lewat Udara Bagi Pengungsi Banjir Karawang dan Bekasi
"BNPB akan mengoordinasikan, terutama untuk memberikan bantuan, kepada masyarakat terdampak. Prioritasnya adalah logistik yang siap saji"
Vaksinasi Covid-19 Survei IPI Lebih 40 Persen Responden Enggan
"Jadi kalau ditotal kurang lebih 13 persen warga yang bersedia untuk membayar mendapatkan vaksin,"
Vaksinasi Covid-19 Jokowi Sosialisasi Kurang
"Jadi memang berkaitan dengan sosialisasi. Ternyata dari yang kita lakukan ke pedagang pasar dari 10 pedagang yang kita tanya, yang mau divaksin hanya 3, yang 7 tidak mau,"
Vaksin Nusantara Didukung Pemerintah Diragukan Epidemiolog
"Kelebihannya 90 persen pengelolanya dari kita, hanya memang antigen rekombinan masih bekerjasama dengan Amerika.
Vaksinasi Covid-19 untuk Pedagang Pasar Antara Antusias dan Takut
"Saya ingin bebas dari ketakutan yang selama ini menyelimuti saya."
Pandemi Pemkab Banyuwangi Klaim PPKM Mikro Turunkan Kasus Covid-19
Selama 10 hari pelaksanaan PPKM mikro angka konfirmasi positif covid-19 di Banyuwangi tercatat mengalami penurunan sebesar 32,27 persen.
Pandemi Terima 60 Ribu Dosis Pemrov Jakarta Siap Vaksinasi Covid untuk Lansia
"Sudah ada sekitar 3,5 juta lansia dan pelayan publik yang harus kita berikan vaksinasi, tetapi tentunya tahapannya kita sesuaikan dengan distribusi vaksin yang kami terima."
KPCPEN Pastikan Vaksin Mandiri Tak Tumpang Tindih
"Tumpang tindih sih nggak akan terjadi ya, kan datanya ada. Kita mencatat semua yang ikut vaksinasi sudah terdata.
Bantu Korban Kekerasan Pemkot Balikpapan Dirikan Puspaga Harapan
"Di Puspaga Harapan, juga menjadi tempat untuk mendeteksi kasus kekerasan yang dialami perempuan dan anak, karena korban bisa melapor jika mengalami kekerasan,"
Tunggu Pedoman Kadin 5700 Perusahaan Siap Gelar Vaksinasi Mandiri
"Sekarang kita menunggu aturan pelaksanaan vaksinasi gotong royong ini dari Kemenkes,"
Pandemi Kemenkes Masih Susun Regulasi Vaksin Mandiri
"Sesuai dengan masukan KPK bahwa importirnya sebaiknya satu saja, jadi tidak ada dua importir. Jadi kemungkinan besar Bio Farma yang akan melakukan importasi."
Kebijakan Kemenaker Terkait Upah Ini Kata Pengusaha
"dalam aturan ini industri-industri yang disasar memang yang terdampak Covid-19"
Satgas Minta Pemda Tetapkan Standar Pembuangan Sampah Medis
Satgas sendiri sejauh ini telah memberikan lima insinerator kepada 5 provinsi di Indonesia dan membantu pengelolaan limbah di beberapa rumah sakit besar di DKI Jakarta
Jokowi Bendungan Tapin Kendalikan Banjir dan Perkuat Ketahanan Pangan
"Memiliki kapasitas 56,7 juta meter kubik air yang perannya sangat penting dalam pengendalian banjir karena area genangannya mencapai 425 hektare, juga perkuat ketahanan pangan"
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Kabar Baru Jam 8
Tetap Aman dan Sehat Beraktivitas Saat Pandemi
Catatan Vaksin Mandiri
Wapres Bicara Vaksinasi untuk Lansia