BERITA

Mahasiswi Papua Tak Tahu Ada Tiang Bendera Patah

""Kami saat itu memang sudah ajak, untuk bagaimana kita bisa bicara baik-baik, malah kita, 15 orang di dalamnya itu langsung diancam.""

Mahasiswi Papua Tak Tahu Ada Tiang Bendera Patah
Sebanyak 43 orang mahasiswa Papua ditangkap karena dituduh mematahkan tiang bendera merah putih di asrama Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur (17/8/2019). (Foto: ANTARA/Didik Suhartono)

KBR, Jakarta- Seluruh mahasiswa-mahasiswi Papua yang ditangkap polisi karena dituduh mematahkan tiang bendera merah-putih Sabtu lalu (17/82019), sudah dipulangkan ke asramanya di Surabaya, Jawa Timur, sejak hari Minggu (18/8/2019).

Alin, salah satu mahasiswi Papua yang kena tangkap, mengaku kalau dia dan teman-temannya tidak tahu-menahu soal pematahan tiang bendera di depan asrama mereka.

"Kalau bendera itu tidak tau. Intinya saya dengan teman-teman, saat itu kami lagi kursus di belakang dan dikagetkan dengan kedatangan TNI Polri. TNI yang mendobrak pintu tiba-tiba. Itu kan buat kami langsung ketakutan. Kami saat itu memang sudah ajak, untuk bagaimana kita bisa bicara baik-baik, malah kita, 15 orang di dalamnya itu langsung diancam," kata Alin kepada KBR, Senin (19/8/2019).

Alin mengatakan, saat ini ia dan teman-teman asrama masih takut dan trauma atas kejadian tersebut. Bahkan, sampai detik ini mereka belum berani berangkat kuliah ke kampus.

Untuk tindak lanjut insiden yang menimpanya, Alin mengaku tidak menaruh harapan apa-apa pada pemerintah. 

"Karena ini bukan pertama kali, ini bukan satu kali ini terjadi. Sama kayak tahun kemarin, pernah terjadi juga. Dan itu memang tahun lalu sempat kami berikan harapan, apa begini, tapi itu semua omong kosong," tukas Alin.


Masih Berstatus Saksi

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya, Fathul Khair, mengatakan seluruh mahasiswa-mahasiswi itu masih berstatus saksi.

“Kemarin kita melakukan pendampingan selama proses pemeriksaan di polisi, saya sebagai kuasa hukumnya. Proses pemeriksaan di tanggal 17 Agustus 2019 itu mulai sore habis maghrib, sampai jam setengah 12 malam sudah dipulangkan. Belum ada peningkatan status, semua masih saksi,” Kata Fathul saat dihubungi KBR, Senin (19/8/2019).

Menurut Fathul saat ini kondisi di asrama sudah cukup aman, dan para penghuni asrama masih membersihkan sisa-sisa pengepungan kemarin. 

Fathul juga mengatakan pihaknya akan terus mendampingi proses pemeriksaan sesuai dengan permintaan penghuni asrama.

Editor: Agus Luqman

  • papua
  • rasisme
  • HUT Ke-74 RI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!