Article Image

SAGA

Gede Artha Pioneer Jamur dari Timur Bali

Rabu 21 Agu 2019, 21.00 WIB

Lokasi budidaya Gede Jamur di Karangasem, Bali (Foto: KBR)

Di tangan Gede Artha, limbah serbuk kayu disulap menjadi media tanam jamur tiram. Jamur tiram kini menjadi komoditas pertanian yang banyak dikembangkan petani lokal di Bali. 

KBR, Bali- Suasana lembab dan gelap langsung terasa di sebuah bangunan yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan baglog atau media tanam untuk jamur yang terbuat dari terbuat dari sekam gergaji, tepung bijii-bijian, glukosa, bekatul dan air.

Ruangan ini sengaja dibuat lembab dan tak terkena sinar matahari langsung agar jamur tumbuh dengan baik. Di dapur inilah Gede Artha memproduksi Gede Jamur. Gede bercerita, ide membuka usaha ini datang dari keprihatinannya melihat ada banyak limbah sekam kayu yang dibuang percuma.

“Saya ingin kembali ke desa, kira-kira mengembangkan potensi yang ada di desa. Nah, di desa sendiri ada limbah sekam gergaji yang belum dimanfaatkan masyarakat. Kemudian saya sempat mengikuti pelatihan. Pelatihan tentang budidaya jamur. Di sana saya tahu bahwa limbah gergaji ini bisa dibuat media jamur. Baru setelah itu saya membuat jamur itu di kampung saya,” kata Gede Artha.

Pria 24 tahun ini melihat peluang bisnis yang menjanjikan. Ia akhirnya memutuskan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dari jurusan agro bisnis pertanian di Universitas Udayana di Kampungnya, Karangasem, Bali.  

“Pasar jamur sendiri sangat bagus ya. Apalagi Bali terkenal dengan daerah wisatanya. Jadi banyak membutuhkan pasokan pangan seperti itu. Kita tahu bahwa di Bali untuk jamur sendiri masih banyak mendatangkan dari luar, utamanya dari Jawa. Jadi pasar sangat bagus sekali,” katanya.  

red

Survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, LIPI, menunjukkan, hanya 4% anak muda usia 15-35 tahun yang minat jadi petani.Sementara petani yang usianya makin sepuh tentu berdampak pada produktivitas hasil pertanian. 

Bali yang adalah magnet wisata dunia menyebabkan anak muda lebih banyak melirik pekerjaan sebagai pemandu wisata atau malah bekerja di luar Bali.

Lewat jamur tiram dan usaha Gede Jamur, Gede Artha ingin membangkitkan lagi semangat anak muda untuk bertani. Ia berharap semakin banyak anak muda yang terjun ke dunia pertanian.

“Jadi untuk generasi muda yang milenial, jadilah petani milenial yang memiliki dedikasi tinggi dalam memajukan negeri ini. Jadi jangan malu jadi petani karena petani itu seksi! Petani itu kekinian dan petani itu bukan tentang saat ini, tapi untuk kita nanti ke depan,” katanya. 

<tr>

	<td>Reporter</td>


	<td>:</td>


	<td>Dwi Reinjani<br>
</tr>


<tr>

	<td>Editor</td>


	<td>:</td>


	<td>Friska Kalia&nbsp;<span id="pastemarkerend">&nbsp;</span></td>

</tr>