HEADLINE

Prabowo Cari Cawapres, PKS Desak Pilih Rekomendasi Ijtima Ulama

Prabowo Cari Cawapres, PKS Desak Pilih Rekomendasi Ijtima Ulama

KBR, Jakarta- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meyakini Cawapres rekomendasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) yakin akan menjadi pilihan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Abdul Hakim  mendorong partai-partai dalam koalisi agar menyepakati usulan itu. 

"Kita akan terus mendialogkannya untuk mendapat kesepakatan. Ini komunikasi antarpartai-partai secara intensif kita lakukan supaya memperlancar agar secepatnya didapat kesimpulan. Bahwa pasangan yang mana yang nanti akan didaftarkan bersama-sama oleh partai-partai yang berkoalisi untuk dapat mengusung satu pasangan ini," kata Hakim kepada KBR, Kamis (2/8/18).


Hakim melanjutkan, "Semoga dalam waktu dekat bisa segera menerima rekomendasi dari Ijtima Ulama. Prabowo dengan Salim Segaf atau Prabowo dengan Abdul Somad."


Hakim mengaku sangat menjunjung tinggi hasil usulan ulama. Kata dia, hasil itu selalu dia sampaikan dalam partai yang berkoalisi. Dia berharap secepatnya keempat partai segera menerima satu pasangan.


Sementara ini PKS belum berencana untuk membentuk koalisi lain. Kata Hakim, sejauh ini koalisi permanen antara PKS, Demokrat, Gerindra, dan PAN, telah terbentuk sejak mengusung calon dalam pilkada 2018 di Jawa Barat. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan munculnya poros ketiga terkait pencalonan yang akan datang.


"Perkembangannya dinamis. Mungkin-mungkin saja apa lagi judicial review terkait dua periode jabatan masih berlaku, juga apabila presidential treshold menjadi nol persen, diperkirakan akan semakin dinamis terbentuknya poros-poros baru," ucapnya.


Kini pihaknya berusaha memperkuat koalisi yang ada melalui dialog-dialog yang mereka bangun antara ketua umum, dewan pembina, dan sekjen. Dari upaya itu, PKS yakin Prabowo pasti memilih cawapres dari partainya.


"Kami yakin bahwa Pak Prabowo akan sangat memperhatikan calon yang direkomendasikan ijtima ulama," pungkasnya.


Sementara itu, Partai Demokrat mengharapkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipilih Prabowo Subianto sebagai pasangannya.  Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan, mengatakan  memasangkan Prabowo dengan AHY dinilai dapat meningkatkan elektabilitas.


"Ya kita harapkan begitu, tetapi kita tidak mencampuri. Kita mengharapkan begitu. Tapi tidak mencampuri. Karena itu kan otoritas Capres begitu," kata Syarief kepada KBR, Kamis (2/8/18).


Syarief mengatakan, berdasarkan hasil survei dari beberapa lembaga survei menempatkan Cawapres yang paling tinggi elektabilitasnya adalah AHY. Selain itu kata dia,   AHY  merepresentasikan generasi milenial yang menggambarkan anak muda berprestasi dan cerdas. Dia optimistis Prabowo akan memilih AHY.


Syarief menegaskan  tak bernegosiasi dengan partai lain terkait pencalonan AHY. Kata dia, sepenuhnya keputusan di tangan Prabowo.


"Kita tidak ada istilah mengusahakan, menekan, mendorong, pokoknya kita serahkan sepenuhnya. Karena yang akan mendampingi beliau kan cawapres selama lima tahun. Ya gimana yang dianggap cocok, tergantung Prabowo," katanya.


Dia  berdalih, Demokrat tak punya modal besar untuk proses pilpres 2019. Dia menampik dugaan penyuplai dana yang dialamatkan pada Demokrat. Kata dia, selama ini proses gotong royong dilakukan bersama partai dalam koalisi itu.


"Kami tidak punya dana yang cukup. Tapi kalau kami berikhtiar bersama, saya pikir, itu suatu hal yang lumrah," pungkasnya.


Menangapi harapan kedua partai, Pengurus DPP Gerindra Andre Rosiade menyebut partainya belum menentukan calon wakil presiden untuk mendampingi Ketua Umum Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019. Andre mengatakan, saat ini masih ada tiga nama yang diperhitungkan Prabowo sebagai Cawapres, yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Seggaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad, serta kader Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

Meski begitu, Andre sempat memuji Agus sebagai tokoh muda yang berpotensi menjaring 100 juta suara generasi milenial.

"Kami Partai Gerindra punya keyakinan, bahwa koalisi yang kami bangun ini adalah koalisi demi kepentingan bangsa dan negara. Koalisi yang dibangun berlandaskan keinginan selamatkan nasib bangsa yang terpuruk di zaman Pak Jokowi. Insyaallah akan ada titik temu. Kami optimis, karena pimpinan PKS, PAN, dan Demokrat, memiliki pandangan yang sama dengan Pak Prabowo," kata Andre kepada KBR, Kamis (02/08/2018).


Andre mengatakan, hal yang wajar jika ketiga partai koalisi Gerindra mengusulkan kadernya sebagai cawapres Prabowo. Ia  menilai ketiga nama yang mencuat tersebut sama-sama berpotensi menjadi cawapres Prabowo.


Andre berujar, Gerindra akan melibatkan semua pemimpin partai untuk penentuan nama cawapres Prabowo tersebut. Ia berkata, masing-masing partai akan membawa hasil survei beserta analisis elektabilitas untuk calon yang diusungnya. Nantinya, semua pimpinan partai akan bermusyawarah dan membuat keputusan serasional mungkin dalam memilih satu nama.


Ia juga meyakini semua partai akan menerima siapapun nama yang dipilih Prabowo sebagai cawapres dan selalu kompak. Alasannya, menurut Andre, ketiga partai tersebut memiliki kesamaan misi untuk mengalahkan calon presiden pertahana Joko Widodo.


Menurut Pengamat politik Jayadi Hanan, kader Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono memiliki setidaknya empat keunggulan dalam bersaing dengan partai anggota koalisi Prabowo. Kata dia, keunggulan utama  Agus adalah tercatat memiliki elektabilitas yang tinggi dibanding setidaknya dua kandidat lainnya.

Meski begitu, Jayadi mengaku sulit memprediksi pilihan yang bakal diambil Prabowo, lantaran politik bisa sangat dinamis.

"Dengan keempat keunggulan itu, mungkin saja Prabowo menempatkan AHY sebagai salah satu calon kuatnya. Meskipun kita tidak tahu, karena masih alot, karena PKS cukup kuat posisinya, karena PKS bukan hanya mengusulkan nama, calonkan nama itu juga didukung, atau di-endorse oleh sejumlah ulama yang baru melakukan pertemuan atau ijtima ulama beberapa waktu lalu," kata Jayadi kepada KBR, Kamis (02/08/2018).


Jayadi mengatakan, keunggulan lain dari Agus adalah diusung oleh Partai Demokrat, yang menempati posisi perolehan suara   atau jumlah kursi di DPR kedua terbesar di koalisi  setelah Gerindra, pada Pemilu 2014. Sehingga, kata Jayadi, jika Gerindra mengusung Capres, berarti Demokrat paling logis menjadi Cawapres. Bahkan andai jika hanya Gerindra dan Demokrat yang berkoalisi, ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold-nya sudah mencukupi.


Selain itu, menurut Jayadi, Demokrat juga bisa mengangkat argumen Ketua Umum Partai Demokrat, yang juga ayah Agus, Susilo Bambang Yudhoyono, berpengalaman sepuluh tahun sebagai presiden, sehingga memiliki jaringan yang luas di Indonesia. Selain itu, Demokrat juga bisa mengklaim memiliki mesin partai yang baik lantaran bisa memenangi Pemilu dua kali.


Terakhir, menurut Jayadi, ada kemungkinan Demokrat memiliki logistik atau pendanaan yang cukup banyak untuk memenangkan partai yang diusung. Menurut Jayadi, keunggulan ini tak dimiliki partai lain, seperti PKS dan PAN.


Pada dinamika politik tersebut, Jayadi menilai tetap ada kemungkinan terjadi perpecahan, terutama jika cawapres pilihan Prabowo ternyata tak sejalan dengan keinginan partai anggota koalisi. Misalnya PKS, menurut Jayadi, memiliki peluang keluar dari koalisi jika cawapres Prabowo tak sejalan dengan keinginan partai.

Tapi kata Jayadi, pilihan PKS keluar koalisi juga tak akan mudah. Jayadi beralasan, PKS akan sulit bergabung dengan calon pertahana Joko Widodo, lantaran   menjadi penggerak #2019ganti presiden.

Menurut dia,  jika PKS mengajak PAN membentuk poros baru,  juga tak gampang. Pasalnya,  partai di luar koalisi petahana hanya tersisa empat, sedangkan presidential threshold kedua partai tersebut hanya 14,38 persen jumlah perolehan suara sah (dari batas 25 persen), atau 15,7 persen jumlah kursi di DPR (dari batas 20 persen).

Editor: Rony Sitanggang

  • Cawapres Prabowo
  • Prabowo Capres
  • SBY bertemu Prabowo
  • Prabowo Subianto
  • Pilpres 2019
  • #pilpres2019
  • AHY Cawapre
  • Abdul Somad Cawapres
  • Habib Salim Assegaf Ali JufriCawapres
  • ijtima

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!