BERITA

Kemarau Panjang, Petani Tembakau Jombang Terancam Gagal Panen

"Petani berharap ada bantuan dari Pemerintah untuk dibuatkan sejumlah titik sumur bor di wilayah tersebut, sebab tanaman tembakau merupakan satu-satunya sumber penghasilan petani setempat."

Kemarau Panjang, Petani Tembakau Jombang Terancam Gagal Panen
Petani tembakau di Kecamatan Kabuh, Jombang, Jawa Timur terancam gagal panen akibat kemarau panjang di daerah tersebut. (Foto: KBR/Muji lestari)

KBR, Jombang– Para petani tembakau di Kecamatan Kabuh, Jombang, Jawa Timur, terancam rugi pada musim panen tahun ini. Hal ini menyusul sulitnya air di wilayah setempat, yang   berdampak buruk bagi tanaman tembakau.

Petani di Desa Sumberaji, Suyono, mengatakan, mereka hanya memafaatkan satu-satunya sumur galian yang terletak jauh dari sawah. Itupun, kata dia, sumur tersebut nyaris mengering akibat musim kemarau panjang.

Suyono menuturkan, jika kondisi ini berlangsung lebih lama, bisa dipastikan hasil panen petani akan anjlok sebab kualitas tembakau yang buruk.

“Kalau tidak bisa lebar daunnya, ya harganya tidak baik. Tahun-tahun sebelumnya yang baik itu bisa Rp2000-Rp2500 per-kilogram, kalau yang daunnya kecil-kecil kadang-kadang Rp800-Rp1000. Kadang tidak laku, ya akhirnya dibal dikeringkan sendiri, dijual kiloan kering,” kata Suyono, Selasa (07/08).

Suyono dan para petani berharap, ada bantuan dari Pemerintah untuk dibuatkan sejumlah titik sumur bor di wilayah tersebut. Sebab, kata Suyono, tanaman tembakau merupakan satu-satunya sumber penghasilan petani setempat.

Kecamatan Kabuh merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Jombang yang berada di kaki pegunungan. Sehingga, saat musim kemarau sumber air menjadi cukup dalam dan warga kerap mengalami kekeringan. Hal tersebut diperparah oleh kondisi areal persawahan yang nyaris tidak terjangkau oleh saluran irigasi. 


Editor: Adia Pradana

  • kekeringan
  • musim kemarau
  • jombang
  • tembakau

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!