HEADLINE

Bentrok Antar-Warga di Timika, Ratusan Warga Mengungsi ke Sentani

Bentrok Antar-Warga di Timika, Ratusan Warga Mengungsi ke Sentani



KBR, Jayapura – Dua ratusan warga Kampung Jile Jale dan SP 3 di Kota Timika mengungsi ke Sentani, Kabupaten Jayapura. Kebanyakan pengungsi adalah perempuan dan anak-anak yang mengalami trauma akibat bentrok warga di daerah itu.

Koordinator pengungsi, Joni Wonda mengatakan jumlah pengungsi akan semakin bertambah. Pengungsi mulai berdatangan ke Jayapura sejak   Senin lalu dengan biaya tiket masing-masing. Warga yang mengungsi merasa tak ada keamanan lagi. Apalagi bentrok warga kali ini tak lagi ada batasannya, antara laki-laki, perempuan dan anak-anak. Warga yang mengungsi saat ini juga telah kehilangan rumahnya, harta dan ternak mereka.   


“Artinya di sana kan rumah dibakar, mereka mau tinggal di mana? Harta benda mereka sudah diambil. Mereka datang kesini, kumpul sini supaya bisa cari solusi untuk mereka bisa dikasihkan lokasi, sehingga mereka bisa dapat membangun rumah yang mereka bisa huni, bisa hidup damai. Kalau kembali pun mau tidur dimana? Rumah sudah dibakar. (Artinya kalau pemerintah mau membangun kembali?) Itu bisa,  tapi harus jamin dan perang tak terjadi lagi. Kalau pemerintah tak jamin, tidak mungkin. Lebih bagus di sini saja,” jelasnya. 

Saat ini, duaratusan pengungsi berada di Lapangan Asrama Toli, Polomo, Sentani, Kabupaten Jayapura. Setiap harinya kebutuhan makanan dan lainnya masih disumbang oleh warga  setempat secara swadaya. Pengungsi mendirikan dua tenda laki-laki dan perempuan dengan beralaskan rumput yang tak berdinding, hanya kayu yang diatasnya terdapat terpal plastik.

Bentrok warga telah terjadi pada Minggu malam dan meluas hingga saat ini. Akibatnya tiga orang dari dua kubu tewas dan puluhannya lainnya luka-luka. Puluhan rumah juga dikabarkan dibakar oleh kedua belah pihak.


Editor: Rony Sitanggang

  • perang suku timika
  • Koordinator pengungsi
  • Joni Wonda

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!