BERITA

Penelitian: Jusuf Kalla Sosok Pemimpin Berani, Tegas, dan Cerdas

"KBR, Jakarta - Laboratorium Psikologi Politik Fakultas Psikologi UI mengamati perilaku calon presiden dan wakil presiden 2014. Hasilnya terlihat karakter dan gaya pemimpinan mereka."

Pebriansyah Ariefana

Penelitian: Jusuf Kalla Sosok Pemimpin Berani, Tegas, dan Cerdas
jokowi, jusuf kalla, prabowo, hatta

KBR, Jakarta - Laboratorium Psikologi Politik Fakultas Psikologi UI mengamati perilaku calon presiden dan wakil presiden 2014. Hasilnya terlihat karakter dan gaya pemimpinan mereka. Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Jusuf Kalla pun dinilai sebagai sosok pemimpin yang berani, tegas, dan cerdas.

Penelitian ini bekerja sama dengan Ikatan Psikologi Klinis Indonesia, Ikatan Psikologi Sosial Indonesia, dan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran. Penelitian ini akan memperlihatkan bagaimana sang pemimpin menjalin hubungan dengan menteri-menteri di kabinet, bagaimana corak kebijakan publik dan internasional yang akan diambil, atau bagaimana ia akan menyelesaikan berbagai potensi konflik yang muncul pada masa pemerintahannya.

Penelitian ini melewati tiga rangkaian studi. Di antaranya survei ke 204 psikolog untuk menilai aspek kepribadian, analisis psikobiografi, dan analisis pidato dan wawancara kandidat di berbagai media.

Ketiga metode ini lazim disebut dengan menakar aspek kepribadian dari jauh (psychological at distance).

Berikut Hasil Penelitian untuk sosok Jusuf Kalla:

Jusuf Kalla merupakan anak pengusaha yang berlatar belakang 2 organisasi Islam berbeda  di Indonesia. Sang ayah adalah pengikut Nahdatul Ulama, sedangkan sang ibu merupakan warga Muhammadiyah. Hal ini membuat Jusuf Kalla menjadi sosok yang terbiasa menghargai orang lain, termasuk orang yang berbeda pandangan dan keyakinan dengannya. Sejak muda, Jusuf Kalla sudah berkeinginan masuk dunia politik, tapi atas permintaan orang tuanya, ia memutuskan untuk ikut membenahi bisnis keluarganya.

Dalam sebuah wawancara saat menjabat sebagai Wakil Presiden, Jusuf Kalla pernah mengatakan bahwa ”Sekiranya ada keputusan wapres (kepwapres), tentu semua kebijakan sudah saya ambil sehingga semuanya bisa berjalan dengan cepat dan lebih baik. Dengan demikian, krisis bisa segera kita selesaikan.”  Pernyataan ini mengindikasikan bahwa Jusuf Kalla, dengan latar belakang pengusaha sukses, adalah sosok yang memiliki inisiatif tinggi dan keinginan kuat untuk memberi dampak yang bermakna dan segera kepada lingkungannya.

Analisis hasil survei menunjukkan bahwa Jusuf Kalla memiliki motivasi berprestasi (M= 8.15) dan motivasi afiliasi (M= 7.45) yang relatif lebih tinggi dibanding kandidat lain. Namun, berbeda dengan pasangannya, Jusuf Kalla dinilai memiliki motif berkuasa yang relatif lebih tinggi (M=7.31).

Kompleksitas kognitif Jusuf Kalla dinilai relatif lebih tinggi dibanding kandidat lain dan pasangannya sendiri. Hal ini terlihat dari temuan bahwa Jusuf Kalla dinilai memiliki latar belakang pendidikan lebih memadai (M=7.94), lebih mampu mengeluarkan ide-ide cemerlang (M= 7.91), lebih mampu melihat permasalahan secara komprehensif dan dapat menterjemahkannya menjadi kebijakan yang konkrit(M= 7.98).

Jusuf Kalla juga dinilai sebagai sosok yang cukup hangat (M= 7.65), tapi tidak terlalu mudah mempercayai orang lain (M= 6.22). Secara emosional Jusuf Kalla terlihat mudah terusik dan merasa tak nyaman bila menghadapi situasi yang tak efisien dan buang-buang waktu. Namun, ia dinilai oleh responden survei memiliki stabilitas emosi cukup tinggi (M= 7.51). Jokowi dinilai oleh sebagian besar responden sebagai pemimpin yang demokratis (N= 78%).

Dalam mengabil keputusan, sebagian responden menilai saat mengambil keputusan Jusuf Kalla cenderung akan lebih mengikuti pendapat sendiri (N= 56%) jika ia anggap pendapatnya tersebut tepat. Ia cenderung akan tetap bertahan dengan pendapatnya kendati keputusan yang ia ambil tidak populer (N= 62%). 

Karena itulah, Jusuf Kalla dikenal sering melakukan one man show. Beberapa prediksi kondisi psikologis saat menghadapi persoalan yang dapat dipotret adalah Jusuf Kalla akan bisa bekerja di bawah tekanan saat menghadapi masalah berat dan kompleks (M= 7.87) dan mampu terhindar dari kelelahan psikologis (M= 4.22).

  • jokowi
  • jusuf kalla
  • prabowo
  • hatta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!