BERITA

2014-07-04T11:02:47.000Z

Penelitian: Jokowi Sosok Pekerja Keras, Sederhana, dan Jujur

"KBR, Jakarta - Laboratorium Psikologi Politik Fakultas Psikologi UI mengamati perilaku calon presiden dan wakil presiden 2014. Hasilnya terlihat karakter dan gaya pemimpinan mereka. Calon Presiden nomor urut 2, Joko Widodo pun dinilai sebagai sosok pemimp"

Penelitian: Jokowi Sosok Pekerja Keras, Sederhana, dan Jujur
PDIP, jokowi, prabowo

KBR, Jakarta - Laboratorium Psikologi Politik Fakultas Psikologi UI mengamati perilaku calon presiden dan wakil presiden 2014. Hasilnya terlihat karakter dan gaya pemimpinan mereka. Calon Presiden nomor urut 2, Joko Widodo pun dinilai sebagai sosok pemimpin yang pekerja keras, sederhana, dan jujur

Penelitian ini bekerja sama dengan Ikatan Psikologi Klinis Indonesia, Ikatan Psikologi Sosial Indonesia, dan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran. Penelitian ini akan memperlihatkan bagaimana sang pemimpin menjalin hubungan dengan menteri-menteri di kabinet, bagaimana corak kebijakan publik dan internasional yang akan diambil, atau bagaimana ia akan menyelesaikan berbagai potensi konflik yang muncul pada masa pemerintahannya.

Penelitian ini melewati tiga rangkaian studi. Di antaranya survei ke 204 psikolog untuk menilai aspek kepribadian, analisis psikobiografi, dan analisis pidato dan wawancara kandidat di berbagai media.

Ketiga metode ini lazim disebut dengan menakar aspek kepribadian dari jauh (psychological at distance).

Berikut Hasil Penelitian untuk sosok Joko Widodo:

Jokowi, berasal dari keluarga yang tidak  berkecukupan. Pengalaman masa kecil tersebut menjadikan ia tumbuh menjadi sosok yang sederhana. Jokowi kurang terlihat memiliki ambisi berkuasa yang tinggi karena pada awalnya ia hanyalah seorang pengusaha mebel di Solo. Namun, setelah mendapat dukungan dari rekan-rekan sesama pengusaha, barulah ia memutuskan untuk maju sebagai Walikota Solo. Hasil survei yang telah dilakukan mendukung penilaian ini. Responden menilai Jokowi memiliki motivasi berkuasa paling kecil dibandingkan kandidat lain (M=6.36).

Jokowi juga dinilai memiliki motivasi berprestasi (M= 8.06) dan afiliasi (M=7.95) yang lebih tinggi dibandingkan kandidat lain. Hal ini berarti, Jokowi memiliki kecendrungan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik serta selalu ingin membina hubungan baik dengan orang lain. Terkait dengan kepemimpinan, Jokowi dinilai memiliki gaya kepemimpinan demokratis (N=87%).

Hasil survei juga menunjukkan bahwa Jokowi memiliki kompleksitas kognitif yang tinggi. Kompleksitas kognitif diasosiasikan dengan perilaku adaptif yang sophisticated dan lebih baik, khususnya pada situasi-situasi ambigu dan membingungkan. Jokowi memiliki rata-rata kognitif kompleksitas yang  lebih tinggi dibandingkan dengan kandidat lain.


Ia dinilai mampu mengeluarkan ide-ide cemerlang untuk mengatasi berbagai persoalan Negara (M=7.73), mampu melihat permasalahan secara komprehensif dan menterjemahkannya menjadi kebijakan yang konkrit (M=7.79), dan mampu untuk melihat permasalahan secara komprehensif dan menterjemahkannya menjadi kebijakan yang konkrit di lapangan. Meskipun demikian, ia dinilai memiliki latar belakang pendidikan akademis yang kurang memadai dibandingkan kandidat lain (M= 7.49). Kompleksitas kognitif ini memiliki implikasi terhadap berbagai kebijakan kreatif yang dilakukan oleh Jokowi, seperti lelang jabatan lurah.

Dalam menjalin hubungan dengan orang lain, Jokowi dinilai cenderung menawarkan pola hubungan yang hangat (M= 8.20), memiliki kesopanan atau kerendahan hati yang memadai saat berhubungan dengan orang lain (M= 8.36). Jokowi juga dinilai memiliki sifat suka hal-hal baru dan berbeda (M= 8.02), dan memiliki ketelitian serta kejelian saat menghadapi persoalan-persoalan (M=7.38). Secara emosional, Jokowi dinilai lebih stabil dibandingkan dengan kandidat lain (M= 7.67). Dilain pihak, Jokowi terkesan lemah dan mudah percaya pada orang lain dibandingkan kandidat lain (M= 6.99). Namun, beberapa responden justru menilai karakteristik Jokowi yang menonjol adalah tegas dalam mengambil keputusan.

Dalam mengambil keputusan, Jokowi diprediksi oleh sebagian besar responden  akan lebih mau mendengar pendapat orang lain daripada memaksakan pendapatnya sendiri (N=66%) dan lebih mau mendengar pendapat menteri-menteri di kabinet daripada orang-orang dekatnya saat mengambil keputusan terkait kebijakan-kebijakan negara (N= 64%). Beberapa prediksi kondisi psikologis saat menghadapi persoalan yang dapat dipotret adalah Jokowi akan mampu bekerja dibawah tekanan saat menghadapi masalah berat dan kompleks (M= 7.56) serta dapat terhindar dari kelelahan fisik dan mental ketika sudah menjabat (M= 4.64).

  • PDIP
  • jokowi
  • prabowo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!