BERITA

Penelitian: Hatta Rajasa Sosok Tenang, Cerdas dan Oportunis

Penelitian: Hatta Rajasa Sosok Tenang, Cerdas dan Oportunis

KBR, Jakarta - Laboratorium Psikologi Politik Fakultas Psikologi UI mengamati perilaku calon presiden dan wakil presiden 2014. Hasilnya terlihat karakter dan gaya pemimpinan mereka. Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Hatta Rajasa pun dinilai sebagai sosok pemimpin yang tenang, cerdas dan oportunis.

Penelitian ini bekerja sama dengan Ikatan Psikologi Klinis Indonesia, Ikatan Psikologi Sosial Indonesia, dan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran. Penelitian ini akan memperlihatkan bagaimana sang pemimpin menjalin hubungan dengan menteri-menteri di kabinet, bagaimana corak kebijakan publik dan internasional yang akan diambil, atau bagaimana ia akan menyelesaikan berbagai potensi konflik yang muncul pada masa pemerintahannya.

Penelitian ini melewati tiga rangkaian studi. Di antaranya survei ke 204 psikolog untuk menilai aspek kepribadian, analisis psikobiografi, dan analisis pidato dan wawancara kandidat di berbagai media.

Ketiga metode ini lazim disebut dengan menakar aspek kepribadian dari jauh (psychological at distance).

Berikut Hasil Penelitian untuk sosok Hatta Rajasa:

Hatta merupakan anak kedua dari dua belas bersaudara, merupakan anak laki-laki pertama di dalam keluarganya sehingga sering diberi tanggung jawab yang lebih oleh orangtuanya. Misalnya dia selalu ditugaskan untuk mengambil beras jatah dari kantor tempat ayahnya bekerja, yang beratnya bisa mencapai puluhan kilogram.


Kedekatan Hatta dengan ibunya sangat tinggi. Ketika kecil ibunya selalu menceritakan dongeng-dongeng yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan, misalnya tentang keberanian dan kesetiakawanan. Walaupun sangat dekat dengan ibunya akan tetapi Hatta merupakan pribadi mandiri, pekerja keras, dan ulet.

Berdasarkan analisis yang dilakukan Hatta dianggap memiliki kemampuan berpikir yang cenderung tinggi (M=6.52). Hatta cukup mampu mengeluarkan ide yang cemerlang (M=6.07) dan menerapkannya menjadi sebuah kebijakan yang nyata (M=6.20). Keinginan untuk berprestasinya juga cukup tinggi (M=6.59) sehingga apa yang dicita-citakan sedapat mungkin dapat dicapainya.

Hatta memiliki gaya kepemimpinan yang cenderung demokratis (N=58%). Dalam mengambil keputusan cenderung lebih mau mendengar pendapat orang lain (N=54%), akan tetapi lebih kepada orang-orang terdekatnya saja (N=56%). Gaya pengambilan keputusan tersebut juga dapat berpengaruh terhadap pekerjaannya. Misalnya ketika menjadi pemimpin kelak, jika terjadi krisis diplomatik, maka Hatta akan berusaha kompromi supaya tidak memutuskan hubungan kedua belah pihak (N=62%).

Hatta merupakan sosok yang cukup hangat dalam berinteraksi dengan orang lain (M=5.81). Di dalam keluarganya, Hatta selalu berusaha untuk menjalin kedekatan dengan anak-anak dan istrinya. Gaya kepemimpinan demokratis juga tampak di sini, dalam mengambil keputusan misalnya ketika Hatta akan terjun ke dunia politik, mencalonkan diri menjadi presiden, dia mengumpulkan istri dan anak-anaknya untuk dimintai pendapat.

Beberapa prediksi kondisi psikologis dari Hatta yang dapat dipotret adalah dinilai sebagai pribadi yang tenang, cerdas, hati-hati namun demikian dianggap oportunis dan ambisius sehingga diprediksi dalam mengambil kebijakan akan cenderung kompromis. Hal ini diprediksi  akan berpengaruh juga ke kebijakan pemberantasan korupsi semisal itu melibatkan partai pendukung (N=63%). Hatta juga dianggap rentan mengalami skandal politik (M=6.42).

  • jokowi
  • prabowo
  • Hatta
  • JK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!