BERITA

Migran Care: Ketua Bawaslu, KPU & PPLN Cuek dengan Kericuhan Pilpres di Hong Kong

Migran Care: Ketua Bawaslu, KPU & PPLN Cuek dengan Kericuhan Pilpres di Hong Kong

KBR, Jakarta - LSM buruh migran, Migran Care menyebutkan Badan Pengawas Pemilu, Komisi Pemilihan Umum, dan pihak Panitia Pemungutan Luar Negeri (PPLN) Hong Kong cuek dengan kericuhan dengan pemilu di sana. Kericuhan pencoblosan pilpres terjadi di taman Victoria, Minggu (6/7).

Pemantau Pilpres dari Migrant Care, Badriyah heran dengan sikap cuek ketiga lembaga itu. Padahal saat kejadian kericuahan itu, Ketua Bawaslu Muhammad, Anggota KPU Sigit Pamungkas dan Ketua PPLN Hong Kong Arief Wahyudi ada di lokasi.

Ratusan TKI protes karena tidak bisa mencoblos. Alasannya waktu sudah habis.

"Di Pilpres ini mereka tidak mendapatkan respon yang baik. Bahkan tidak ada respon yang baik dari pihak KPU. Padahal pada saat itu ada di sana. Mereka adalah Komiioner KPU, Sigit Pamungkas. Ada juga Ketua Bawaslu, Muhammad. Ada juga ketua PPLN Hongkong, Arif. Dari ketiganya tidak memberikan respon, bahkan tidak ada solusi dari tunutan teman-teman," papar Badriyah saat dihubungi KBR, Senin (7/7).

Sebelumnya Migrant Care melansir kronologis kericuhan Pilpres yang terjadi di Hong Kon. Para TKI sudah mengatre di TPSLN yang disediakan Panitia Pemungutan Luar Negeri (PPLN) Hongkong sejak pagi.

Hanya saja PPLN hanya membuka satu jalur pintu masuk ke TPSLN. Di tengah kondisi yang membludak, PPLN sanahanya membuka 1 pintu antrean. Barulah pukul 16.00 waktu setempat dua pintu antrean lin dibuka.

Namun setelah pukul 17.00, TPSLN ditutup, tetapi ada beberapa pemilih meminta tetap diperbolehkan masuk dan menggunakan hak pilih. Hanya beberapa orang yang bisa masuk dan selebihnya tetap di luar pagar.

Beredar isu pihak PPLN Hong Kong memihak kesalah satu kubu capres. Isu itu santer saat itu di kalangan TKI. Sebab salah satu oknum yang diduga anggota PPLN memperbolehkan TKI mencoblos, hanya saja harus mencoblos pasangan Prabowo-Hatta.

Sampai saat ini ratusan TKI di Hong Kong dari 23.863 pemilih di sana, belum bisa mencoblos. Mereka dibagi mencoblos di 13 TPS dari total DPT lebih dari 100.000. Ada konfirmasi jumlah pemilih yang memberikan suara lewat pos mencapai 18.000 orang.

  • pemilu
  • jokowi
  • prabowo
  • hongkong

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!