KBR, Jakarta – Beberapa hari ini harga cabai di sejumlah daerah di Indonesia turun drastis. Bila diawal Ramadan harganya per kilonya mencapai Rp 45 ribu, saat ini hanya Rp 2 ribu per kilogram.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Sri Agustina, mengatakan penyebab anjloknya harga karena melimpahnya hasil panen cabai padahal permintaannya tetap.
Dalam Program Sarapan Pagi KBR (8/7) Sri Agustina mengatakan salah satu solusi masalah ini adalah mendirikan industri pengolahan.
Apa benar harga cabai semakin murah di Sumenep, sampai Rp 1.000 per kilogram, dan apa benar kabar soal masuknya cabai impor?
“Kita ada beberapa jenis cabai. Kalau cabai segar kita sama sekali untuk tahun ini tidak ada impor, jadi mulai dari Januari sampai dengan saat ini kita tidak menerbitkan yang namanya Surat Persetujuan Impor. Yang ada itu adalah cabai pasta dan itu tidak signifikan menurut saya, karena dari pengajuan Surat Persetujuan Impor sampai dengan satu semester mulai Januari sampai Juni totalnya hanya 64 ton. Itu terealisasi hanya 2 ton, tidak signifikan. Jadi kalaupun ada itu memang industri, produsen yang dia memang impor untuk kebutuhan pabrik pengolahannya. Bandingkan kalau misalnya cabai yang masuk Pasar Induk Kramat Jati saja itu rata-rata 85 ton sampai dengan sekitar 120 ton per hari. Itu sangat tidak signifikan dengan yang kalau kita bandingkan dengan impor yang hanya realisasi 2 ton.”
Dari HKTI juga menyebutkan bahwa ada penurunan pembelian dari industri. Sebetulnya apa yang terjadi di industri kita?
“Kalau di industri itu sampai dengan sekarang permintaannya tetap. Kalau memang cabai di dalam negeri banyak maka dengan tumbuhnya industri pengolahan cabai dan sebagainya harusnya permintaan bertambah kalau lihat trennya tetapi memang permintaan selalu tetap. Ini fenomenanya di tahun lalu, tahun lalu harga cabai tinggi sehingga petani berlomba-lomba menanam cabai supaya mendapat harga yang baik. Ternyata tidak seperti itu jadi semua berlomba-lomba, perencanaan produksinya yang mungkin belum pas.”
“Kedua, perdagangan itu mengatur kalau orang mengimpor cabai segar itu harus ada rekomendasi dari Kementerian Pertanian. Kemudian cabai pasta begitu juga tapi kalau cabai kering itu bebas impornya. Barangkali permintaan terhadap impor cabai kering ini yang mungkin sehingga industri tidak menyerap cabai hasil produksi dalam negeri. Namun setelah kita cek impor cabai kering pun tidak terlalu signifikan. Saya lihat memang produksinya berlebih, jadi karena kalau supply banyak otomatis harga turun.”
Kenapa tidak disiasati dengan ekspor?
“Ada beberapa diekspor tapi tetap tidak signifikan juga. Karena kalau di sana perlu pengolahan lagi, cabai itu diolah karena mereka jarang minta cabai segar. Perlu dilakukan ke depan adalah bagaimana kita memiliki industri cabai kering yang kemudian kita bisa ekspor. Itu yang harusnya ke depan bisa kita lakukan.”
Jadi yang bisa dilakukan apa menghadapi fenomena ini?
“Makanya ada satu hal yang mungkin akan diangkat adalah kalau cabai itu diolah itu membuat industri kita tidak terlalu ingin melakukan pengolahan karena mereka kena pajak 10 persen. Mungkin itu yang perlu kita bahas dan itu sudah dikemukakan pak menteri perdagangan. Mungkin ke depan kita coba khusus untuk cabai dengan industri pengolahan yang dalam rangka membantu petani, stok, dan sebagainya mungkin tidak kena pajak. Kecuali pada saat dikemas, dijual di pasar baru dikenakan. Tapi kalau bahwa dia hanya melakukan pengeringan kemudian disimpan ya tidak perlu.”
Kemendag: Industri Pengolahan Untuk Mengatasi Cabe Melimpah
Bila diawal Ramadan harganya per kilonya mencapai Rp 45 ribu, saat ini hanya Rp 2 ribu per kilogram.

Rabu, 09 Jul 2014 11:05 WIB


Cabai, panen, harga, HKTI
Berita Terkait
BERITA LAINNYA - BERITA
Vaksinasi Covid-19 Apindo Siap Bantu Distribusi
"Tentu kita akan coba cari informasi dan komunikasi dengan anggota. Karena anggota kan ada juga yang di bidang kesehatan."
Gempa Sulbar BNPB 42 Meninggal
Sebanyak 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane.
Tahun Ini PLN Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pertama di Jawa
"Kami melakukan estimasi dengan kapasitas 50,4 Megawat dengan PLTB itu. Satu turbinnya bisa menghasilkan 4 sampai 6 Megawat."
Neraca Perdagangan RI Surplus 8 Kali Berturut-turut
Pada Desember 2020, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan dengan beberapa negara yakni Amerika Serikat (AS), India sebesar dan Filipina.
Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Polri Serahkan Jenazah Korban kepada Keluarga
"Salah satu korban atas nama Okky Bisma dan pada hari ini keluarga telah sepakat hasil kerja dari Tim DVI untuk diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan,"
DPR Selain Pandemi Waspada Juga Bencana Alam Awal Tahun
"Kita harus memprioritaskan pada upaya mitigasi bencana untuk meningkatkan multi-hazard early warning system dan meningkatkan fungsi pengawasan. Juga hambatan lemahnya koordinasi."
Listyo Sigit Jadi Calon Tunggal Kapolri Jubir Wapres Keputusan Tepat
"Hendaknya semua pihak mendukung Keputusan Presiden itu. Harapannya, semua proses berjalan lancar. Sehingga suksesi kepemimpinan di Polri dapat berjalan dengan baik."
Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ182 DVI Identifikasi 2 Korban
"Pertama atas nama Indah Halimah Putri, lalu yang kedua atas nama Agus Minarni,"
Mulai Besok Jawa Barat Gelar Vaksinasi Covid-19 di 7 KabupatenKota
"Menolak vaksin sama dengan Anda membahayakan lingkungan sekitar, Anda menjadi sumber penyakit, sehingga membahayakan keselamatan masyarakat dan negara,"
Ini Alasan Dewan Kehormatan Jatuhkan Sanksi Pemberhentian Arief Budiman sebagai Ketua KPU
"Menjatuhkan sanksi peringatan keras terakhir dan pemberhentian dari Jabatan Ketua KPU kepada teradu Arief Budiman selaku Ketua KPU RI,"
Presiden Jokowi Ajukan Kabareskrim Sebagai Calon Tunggal Kapolri
"Kami sangat mengharapkan proses ini bisa segera ditindaklanjuti oleh DPR secepat-cepatnya,"
Tiga Korban SJ182 Kembali Teridentifikasi
Kepala Pusat Inafis Polri Hudi Suryanto merinci ketiga korban yang berhasil diidentifikasi adalah Fadly Satrianto, Khasanah, dan Asy Habul Yamin. Fadly Satrianto ialah co-pilot pesawat Sriwijaya.
Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 Kotak Hitam Pesawat Ditemukan
"Dilaporkan pula bahwa Underwater Locator Beacon (ULB) ditemukan sebanyak dua. Artinya satu lagi, Cockpit Voice Recorder masih perlu dicari,"
KPK Geledah Dua Rumah Terkait Kasus Bansos Covid-19 Kemensos
KPK belum menjelaskan pemilik rumah yang digeledah tersebut
Komnas HAM akan Sampaikan Langsung Laporan Penembakan FPI ke Presiden
Komnas HAM merekomendasikan kasus ini harus dilanjutkan ke penegakan hukum dengan mekanisme pengadilan pidana.
Menag Minta Masyarakat Tak Ragu Ikuti Vaksinasi Covid-19
Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, vaksin ini bukan obat melainkan bagian dari upaya pencegahan
Panggil Menhub ke Istana Presiden Minta Percepatan Pencarian Korban SJ182
Jokowi meminta Menhub mengkoordinasikan layanan serta menjamin hak-hak keluarga korban jatuhnya Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu.
Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 KNKT Pesawat Tidak Meledak di Udara
"Dari data sebaran itu menunjukkan, impact yang terjadi dapat dikatakan ada satu titik atau sangat lokal. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi ledakan"
Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 Tim DVI Identifikasi 1 Korban Bernama Okky
"Setelah kami cek dalam daftar manifes, nama Okky Bisma itu juga ada pada daftar manifes nomor empat,"
Polri Tetapkan Rizieq Menantu dan Dirut RS Ummi Tersangka Kasus Tes Covid-19 dan Hoaks
"Menetapkan tiga orang tersangka. Ketiganya adalah HRS atau MRS, kemudian MHA yakni menantu dari MRS, dan AT selaku Dirut RS Ummi,"
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Kebiri Kimia dan Perlindungan Anak dari Predator Seksual
Kabar Baru Jam 8
Upaya Mengangkat Pamor Produk Artisan Indonesia
Kabar Baru Jam 10