BERITA

Ini Pernyataan Lengkap Prabowo Ingin Menahan Diri

"KBR, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto menyataan akan menahan diri pasca pemilihan presiden 2014. Prabowo tidak akan mengerahkan massa untuk mendeklarasikan klaim kemenangan."

Ini Pernyataan Lengkap Prabowo Ingin Menahan Diri
jokowi, prabowo, JK, pemilu

KBR, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto menyataan akan menahan diri pasca pemilihan presiden 2014. Prabowo tidak akan mengerahkan massa untuk mendeklarasikan klaim kemenangan.

Hal itu dikatakan Prabowo seusai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (9/7) malam. Dalam pertemuan itu membicarakan potensi konflik karena masinng-masing kubu Joko Widodo- Jusuf Kalla dan kubu Prabowo saling klaim kemenangan.

Berikut pernyataan lengkap Prabowo malam itu:

Jadi ini saya kira proses memerlukan waktu, kalau ada pihak yang mengadakan deklarasi pemenangan saya kira itu kurang tepat dan itu kami sampaikan ke bapak presiden dan bapak presiden meminta kami untuk menjaga ketenangan, menghindari konflik horisontal. Kami katakan itu komitmen kami dari awal dan itu juga yang kami terus menerus menginstruksikan ke jajaran kami untuk selalu tenang, sejuk, menahan diri, tidak euforia apalagi terpancing.

Kita harus menjaga suasana benar-benar dan itu tekad saya, tekad seluruh koalisi Merah Putih. Namun, kami juga sampaikan kepada bapak presiden bahwa kalau pihak capres nomor 2 terus melakukan aksi-aksi di luar di lapangan dan di massa, maka tentunya karena ini adalah katakanlah suatu perang persepsi.

Kita tidak mau sampai nanti persepsi terbentuk, opini terbentuk bahwa pihak A sudah menang padahal belum apa-apa, baru quick count tertentu dan versinya macam-macam.

Real count yang kami terima menunjukkan kami menang besar di banyak tempat yang tadinya oleh pihak yang sana dikatakan kami kalah. Jadi saya kira situasi masih dinamis, tapi tadi oleh bapak presiden dan Menkopolhukam sudah disampaikan bahwa pihak capres nomor 2 bersedia untuk tidak melanjutkan pengumpulan-pengumpulan massa apalagi di luar.

Saya kira lebih baik seperti itu kita sama-sama menahan diri, kita mempersilahkan pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan verifikasi penghitungan dengan baik  tanpa intimidasi,  tanpa hal-hal yang negatif kita usung proses ini sampai yang baik.   

Terkait dengan pernyataan Anda bahwa ada pengumpulan-pengumpulan massa dan sebagainya. Apakah capres nomor 1 merasa ada semacam ancaman atau potensi kecurangan yang dilakukan dari pihak capres nomor 2?
Kalau diperhatikan beberapa hari sebelum pemilihan stasiun TV One di Yogyakarta dan di Cakung sempat didatangi, dikepung oleh massa malam hari tanpa izin resmi.

Di Yogyakarta malah dicoret-coret, disegel, dan sebagainya. Ini tentunya menurut kami tindakan intimidasi, tindakan teror politik, teror mental. Saya sampai harus juga datang ikut menyumbangkan pikiran-pikiran saya supaya kru atau staf dari TV One untuk tenang dan tidak ketakutan.

Jadi kami berpikir logis, dimana-mana pertandingan sepakbola saja kalau pulang dua kelompok suporter sering berbuat yang tidak rasional. Ini sudah kebiasaan dimana-mana jadi sebaiknya kita cegah, kita hindari, kalaupun mau adakan suatu meeting atau apa bisa di dalam ruangan itu sebetulnya maunya kami.

Terkait kegamangan hasil survei bagaimana?
Tadi juga disampaikan oleh Bapak Kwik Kian Gie, survei-survei ini bermacam-macam dan sebagian besar survei-survei itu komersial. Ada juga yang survei dia juga konsultan politik, kami tahu ini karena kami juga ditawarkan bahkan saya punya proposal-proposalnya.

Saya punya datanya, dari perusahaan-perusahaan dia ajukan proposal akan memenangkan saya dengan ini-ini semua lengkap, termasuk survei. Jadi survei itu banyak yang bisa direkayasa. Jadi kita sekarang berpegang pada real count, kondisi yang nyata di lapangan dan tentunya ketetapan KPU itu yang resmi.

Tadi juga kalau kita ingat kita flashback, Bapak SBY sendiri 2004 dan 2009 tidak pernah melaksanakan deklarasi sebelum KPU menetapkan padahal dulu bedanya 20 persen, beliau tidak declare.

Kita lihat juga berapa stasiun televisi asing sudah men-declare pasangan nomor 2 pemenang. Jadi seolah bangsa Indonesia ini mau diatur, ini yang sudah saya wanti-wanti lama. Juga kami dapat laporan ada duta besar negara tertentu yang mengundang bupati kita dan mempengaruhi bupati kita ke arah bahwa capres nomor ini lebih baik dari nomor itu. Inisebetulnya sudah tidak baik.
     
Apakah dengan hasil ini juga merupakan sebuah pendewasaan atau demokrasi yang cukup matang?
Saya kira demikian kalau kita sikapi dengan baik. Kalau kita jernih dan sehat saya kira kita jangan menciptakan opini. Menciptakan opini itu sama dengan memaksakan kehendak, kasihan rakyat kita, biar rakyat kita yang mengambil kesimpulan. Jangan digiring, kita hormati semua kebebasan pers itu sangat penting tapi ada kelompok-kelompok media yang sering rekayasa.

Jadi bukan kebebasan pers tapi rekayasa, katakan foto di-photoshop orangnya sedikit dibikin banyak, itu menciptakan opini. Padahal orang-orang kita banyak yang pintar, anak-anak kita banyak yang pintar, ketahuan. Saya juga ingatkan kelompok-kelompok media juga ya kita dukungan kita besar, jangan dianggap rakyat Indonesia bodoh semua.

Proses yang sangat krusial adalah penghitungan real count sehingga ini benar-benar suara rakyat ya?
Itu yang kita harapkan, semua jajaran kami harus mengawal dengan ketat penghitungan itu. Tapi sudah berapa real count yang diumumkan di daerah-daerah yang memperlihatkan keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh quick count dan itu diumumkan oleh gubernur dan sebagainya jadi kita sangat optimis bahwa itu valid.

  • jokowi
  • prabowo
  • JK
  • pemilu

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!