BERITA

Kenali Kanker pada Anak Sejak Dini

"Awalnya saat anak saya berusia empat bulan ada lingkaran di pantat yang semakin membesar hingga usia 7 bulan."

Nur Azizah

Kenali Kanker pada Anak Sejak Dini
kanker, anak-anak, deteksi dini, kanker cair

"Awalnya saat anak saya berusia empat bulan ada lingkaran di pantat yang semakin membesar hingga usia 7 bulan. Saudara bilang mudah mudahan itu bawaan lahir. Nanti kalau setelah sepuluh bulan semakin membesar, diperiksa saja. Pertumbuhan benjolan yang semula sebesar gundu pun makin membesar seperti telur puyu," tutur Rohila, ibu dari seorang anak yang hidup dengan kanker.

Saat itulah Rohilah membawa anaknya ke dokter di RSUD setempat. Dokter menyebut ungkin harus berobat ke Jakarta untuk operasi karena sudah nempel ke tulang.

Data Pemerintah menyebutkan, dari satu juta anak, 150 jiwa diantaranya terdeteksi menderita kanker. Untuk tahun ini, diperkirakan ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker anak.
Dokter Laurentia Olga mengatakan, kanker pada anak bisa terjadi di segala usia, bahkan pada saat baru lahir. Ia menjelaskan, ada dua jenis kanker. Pertama kanker cair yang ada di darah atau di kelenjar getah bening yang menyebar, kedua kanker padat yang berada di organ tubuh lain.  "Pada kasus anak ibu Rohila, saya melihat di awal berada di otot, hingga sekarang sudah di tulang," kata dokter Olga.

Tak ada beda antara kanker pada anak atau kanker yang menyerang orang dewasa. Tapi jangan khawatir. "Semakin dini dikenali, semakin cepat ditangani memang hasilnya lebih bagus. Dan pada anak memang lebih berpotensi untuk disembuhkan. Tapi kalau misalnya memang ketahuannya pada stadium yang terlambat pasti penyembuhannya juga lebih kecil," terang dokter yang bertugas di RSIA Evasari Jakarta Pusat.

Deteksi dini kanker pada anak rupanya lebih susah dikenali. Ini karena mereka susah untuk mengungkapkan keluhannya. "Lebih sulit lagi kanker jenis cair," kata Olga. Kanker Leukimia, kata Olga, ditandai dengan kondisi anak pucat, lemah, tampak lebih lesu, gampang memar, atau ada bintik bintik merah, sering demam, serta perutnya keras. "Jika anaknya sudah lebih besar bisa mengeluh tulang tulangnya sakit," kata Olga.

Waktu itu, kata Rohila, dirinya hanya membawa anaknya imunisasi. Kata Rohila, "dokter waktu itu mengatakan benjolan itu hanya bawaan lahir yang tidak berbahaya."

Hal itu, menurut Olga, memang tidak semua tenaga medis paham tentang deteksi dini kanker.

Deteksi Dini Kanker pada Anak

JIka kanker pada orang dewasa bisa dicegah dengan gaya hidup sehat dan vaksinasi, lain halnya dengan kanker yang terjadi pada anak. Menurut dokter Olga, meski penelitian belum ke tahap pencegahan, tapi kanker pada anak bisa dipengaruhi oleh pertumbuhan janin dari sel saat dalam kandungan. Caranya dengan deteksi dini.

"Kenali rekam jejak keluarga soal kanker hingga resikonya. Termasuk apakah orangtua bekerja di bidang radiologi, atau tinggal dekat pemancar SUTET atau tinggal di daerah bekas terkena bom," jelas Olga. Anak yang lahir dari kondisi semacam ini, kata Olga, pengawasan intensif harus dilakukan oleh orangtua. "Misalnya anak sering demam tanpa sebab atau ada benjolan, segera bawa ke dokter."

Olga menambahkan, faktor lainnya adalah cacat gen yang juga menjadi faktor penyebab kanker. Cacat gen dibawa sejak lahir yang tidak diketahui periode kemunculannya.

Segera ke dokter menjadi cara bijak untuk mendeteksi dini ada tidaknya kanker di usia anak. Pengobatan menjadi solusi mengatasi masalah tersebut. Tak berbeda dengan kanker pada orang dewasa, kanker pad anak juga perlu dilakukan operasi, radioterapi (penyinaran), hingga kemoterapi. "Termasuk dukungan dari keluarga. Karena ini mengurangi dampak akibat kemoterapi," terang Olga.

Kini anak Rohila harus rutin menjalani kemoterapi. Berkat usaha medis -dengan bantuan asuransi pemerintah, ukuran kanker anak pertama Rohila yang sebelumnya sudah menyebar hingga ke paru paru dan perut mulai berkurang. "Kita yakin saja anak saya bisa sembuh," tutur Rohila.

Editor: Doddy Rosadi

  • kanker
  • anak-anak
  • deteksi dini
  • kanker cair

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!