BERITA

Ini Kiat Pengusaha Kuliner Hadapi Tantangan Era Kenormalan Baru

Ini Kiat Pengusaha Kuliner Hadapi Tantangan Era Kenormalan Baru

KBR, Jakarta- Pandemi Covid-19 memukul mundur ekonomi dari semua sektor usaha. Termasuk bisnis kuliner yang saat ini tengah meroket di Indonesia.

Banyak pengusaha kuliner memikul beban operasional yang berat tanpa didukung pemasukan yang seimbang, hampir tiga bulan terakhir ini.

Memasuki era kenormalan baru, bisnis kuliner pun berbenah dan mulai menyesuaikan diri. Salah satunya yang dilakukan pengusaha kuliner Jakarta, Vito Setiady Wirawan.

Menurutnya, ada banyak tips agar usaha kuliner tetap bertahan dan tumbuh, serta beradaptasi selama pandemi dan menuju era kenormalan baru. 

"Pertama, mengubah cara jualan dan promosi kita di masa pandemi, sebab yang dilakukan masyarakat kala ini adalah 'serba online', disitulah kita dapat memanfaatkan momen, disela masif dan euforia masyarakat dalam memanfaatkan tehnologi informasi," kata Vito kepada KBR, Jumat (5/6/2020). 

Selain itu, kata Vito, pengusaha kuliner juga harus mengubah pola berjualan, yang sesuaikan dengan kondisi pandemi sekarang. 

"Misalnya selain pegawai wajib menggunakan alat pengaman standar sesuai protokol kesehatan seperti masker dan sarung tangan, kita juga bisa mengganti peralatan di tempat usaha kita. Menggunakan alat makan yang sekali pakai, menggunakan telapak meja sekali pakai juga misalnya," jelas pemilik Restoran Mongolin ini. 

Vito Setiady juga menekankan pentingnya komunikasi antara pengusaha dan konsumen. 

"Tips yang paling penting adalah komunikasi dengan konsumen. Disinilah kita bakal tau sampai mana pelayanan kita, mulai dari kekurangan sampai apa yang membuat pelanggan merasa nyaman. Intinya, saat ini yang dibutuhkan pelanggan adalah rasa nyaman dan aman saat berada di tempat kita. Dari situ kita akan mendapat kepercayaan pelanggan," pungkas Vito. 

  • kuliner
  • bisnis kuliner
  • kenormalan baru
  • COVID-19
  • pandemi covid-19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!