BERITA

Jadi Cagar Biosfer, NTB Siap Sisihkan 30 Persen Wilayah untuk Konservasi

""Bagi pemerintah daerah maupun pusat, cagar biosfer akan bermanfaat untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan,""

Jadi Cagar Biosfer, NTB Siap Sisihkan 30 Persen Wilayah untuk Konservasi
Gunung Tambora, salah satu situs alam Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang menjadi cagar biosfer UNESCO. (Foto: Wikimedia Commons/Jialiang Gao)

KBR, Mataram- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Sitti Rohmi Djalilah, menyatakan  siap mengalokasikan 30 persen wilayah NTB untuk konservasi. Hal ini terkait dengan penetapan sejumlah situs alam di kawasan Sumbawa, NTB, menjadi cagar biosfer UNESCO.

"Pemerintah provinsi dan masyarakat NTB siap dan bersedia untuk mengambil langkah nyata demi mengimplementasikan konsep cagar biosfer ini, dengan mengalokasikan 30 persen dari kawasan NTB untuk menjadi area konservasi,” tegas Sitti dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip Antara, Kamis (20/6/2019).

Sitti menjelaskan, kawasan yang disiapkan untuk konservasi adalah Taman Nasional Gunung Tambora, Taman Wisata Alam Laut Pulau Moyo, Kawasan Perburuan Pulau Moyo, Taman Wisata Laut Pulau Satonda, Kawasan Perairan Liang dan Pulau Ngali, serta sejumlah area di sekitarnya.

"Pengesahan Saleh-Moyo-Tambora (Samota) sebagai cagar budaya dunia merupakan pengakuan dari komunitas internasional atas kerja keras dari masyarakat NTB dan pemerintah Indonesia," jelas Sitti.


Baca Juga: Situs Alam Sumbawa Jadi Cagar Biosfer UNESCO


Manfaat Cagar Biosfer, Dari Ekologi Sampai Ekonomi

Menurut Sitti, penetapan Samota sebagai cagar biosfer akan memberi berbagai macam keuntungan. Dari segi ekologi, cagar biosfer akan mendukung kelestarian sumber daya alam dan ekosistem. Sitti menyebut, area konservasi bisa digunakan sebagai “laboratorium alam" untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan.

Status cagar biosfer juga bisa mengangkat nama Sumbawa sekaligus NTB ke kancah global. Sitti menyebut, tahun 2020 nanti NTB akan menjadi tuan rumah untuk ajang 13rd Southeast Asia Biosphere Reserve Network (SeaBRnet) yang menghadirkan tamu mancanegara.

“Sementara bagi pemerintah daerah maupun pusat, cagar biosfer akan bermanfaat untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan, mempertahankan nilai sosial budaya dan citra pemerintah,” jelas Sitti.

"Kami selaku Pemerintah Provinsi NTB, memberikan apresiasi yang tinggi atas pendeklarasian (cagar biosfer) ini. Kami berharap, predikat sebagai cagar biosfer yang telah kita raih ini bisa memberikan manfaat, utamanya bagi masyarakat yang berada di kawasan cagar biosfer," tambahnya.

Editor: Rony Sitanggang

 

  • cagar biosfer
  • UNESCO
  • PBB
  • pulau sumbawa
  • NTB
  • samota
  • pulau moyo
  • teluk saleh
  • gunung tambora

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!