HEADLINE

Haul Kiai Zubair, Alasan Polisi Rembang Lucuti atribut FPI Jateng

""Kenapa belum apa–apa, kedatangan FPI dianggap memicu kerawanan.""

Musyafa

Haul Kiai Zubair, Alasan Polisi Rembang Lucuti  atribut FPI Jateng
Anggota FPI berganti baju koko disaksikan anggota Polres Rembang, Jumat (09/06). (Foto: KBR/Musyafa)

KBR, Rembang– Anggota  FPI  dari berbagai daerah di Jawa Tengah yang akan menghadiri haul ke Sarang, Rembang, Jumat (09/06) dihentikan aparat Polres Rembang, Jawa Tengah. Polisi menghentikan rombongan FPI saat memasuki jalur Pantura Kecamatan Kaliori, perbatasan antara Kabupaten Rembang dengan Kabupaten Pati.

 Rombongan berjumlah  puluhan orang, ingin datang ke haul ayahanda Kiai Maemoen Zubair, Kiai Zubair. Setelah kendaraan rombongan anggota FPI dihentikan, polisi dipimpin Kapolres Rembang, Sugiarto meminta supaya atribut baju FPI dilepas. Alasannya, di area kegiatan haul ada Ormas Banser Nahdlatul Ulama, khawatir nantinya akan memicu gesekan.
 

Ketua Advokasi FPI  Jawa Tengah, Zaenal Abidin Petir mengklaim  datang ke Sarang, karena sudah mendapatkan persetujuan dari salah satu putra Kiai Maemoen Zubair. Manakala FPI dan Banser bertemu, menurutnya tidak akan terjadi ketegangan. Apalagi sebagai sesama umat Islam, harus menjaga tali persaudaraan.
 

“Lagipula niat ke Sarang, semata–mata ingin mengaji, sowan kepada kiai sepuh. Kenapa belum apa–apa, kedatangan FPI dianggap memicu kerawanan. Justru ketika bersama–sama,  untuk menunjukkan kepada masyarakat, bahwa FPI dengan Ormas manapun, bisa saling berdampingan,“ keluhnya.
 

Zaenal langsung menelfon Kapolres Rembang, menanyakan setelah baju anggota FPI dilucuti paksa, mereka kemudian menggunakan pakaian apa.
 

“Semula diberi kaos, tapi saya merasa keberatan. Orang akan menghadiri haul, tak sopan memakai kaos. Saya meminta harus diganti dengan baju koko (pakaian muslim), baru belakangan polisi memberikan baju koko,“ ungkap Zaenal.
 

Menanggapi kejadian tersebut, Kapolres Rembang, Sugiarto menyatakan sehari sebelum haul, sudah mengimbau kepada pengurus FPI untuk tidak datang ke Sarang, Rembang. Lantaran tak dipatuhi, polisi memilih memantau situasi di perbatasan antar daerah. Secara persuasif, anggota FPI diberitahu untuk melepaskan atribut, jika ingin tetap melanjutkan perjalanan ke Sarang. Kalau menolak, disarankan balik kanan.
 

“Hal itu sebagai bentuk antisipasi. Wilayah Kabupaten Rembang kan sudah kondusif, kami tak ingin muncul letupan–letupan kecil yang rawan meluas. Apalagi pihak pondok pesantren Al Anwar Sarang, selaku penyelenggara haul, merasa tidak pernah mengundang FPI. Nyatanya ketika ada 20 an orang memasuki Sarang tetap mengenakan atribut Ormas FPI, perwakilan Ponpes meminta supaya dilepas,“ jelas Kapolres.
 

Soal pencopotan atribut tersebut, polisi merasa tidak bertindak sewenang–wenang. Usai dilepas, diberi pakaian pengganti. Nantinya, saat akan pulang ke daerah masing–masing, atribut pakaian FPI yang dititipkan ke Polsek Kaliori dan Sarang, bisa diambil kembali.
 

Untuk meredakan situasi, Kiai Maemoen Zubair juga tampak ikut turun tangan, seusai salat Jumat. Intinya menyampaikan siapa saja boleh hadir dalam haul. Bagi anggota FPI, diminta tidak mengenakan atribut Ormasnya. Kalau memakai pakaian bebas, dipersilahkan. Sampai berita ini diturunkan Jumat sore, pelaksanaan haul berjalan lancar.

Editor: Rony Sitanggang

  • Haul Kiai Zubair
  • kiai maemoen zubair
  • Zaenal Abidin Petir
  • FPI Jateng

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • Gilang7 years ago

    Mantab...bravo pakpol, lanjutkan !