BERITA

Saatnya Menampilkan #IslamSenyum

Saatnya Menampilkan #IslamSenyum

KBR, Islam sesungguhnya mengajarkan perdamaian, keselamatan, kesejukan dan rahmat bagi seluruh alam semesta. Namun, sekelompok orang justru kerap mengumbar prasangka, kebencian dan rasa takut terhadap pihak lain, dalam ceramah dan tindakan mereka.

Ini kemudian mengganggu hubungan antarumat beragama, bahkan tidak jarang menimbulkan ketakutan terhadap Islam. Wajah Islam di mata sebagian orang seperti muram dan tidak menyenangkan.

Belum lagi ditambah, tragedi peristiwa bom di Amerika Serikat tahun 2001, citra agama Islam sebagai agama damai kerap tercoreng noda kekerasan, kemarahan dan kebencian. Hingga kini kelompok-kelompok garis keras di dalam Islam sering memaksakan kehendak atau memaksakan pendapat mereka, bahkan dengan jalan kekerasan.

Presiden Komunitas Cinta Indonesia, Michelle Winowatan tak sependapat dengan pandangan sejumlah pihak yang menggambarkan Islam dengan gambaran negatif.

“Saya melihatnya dari sehari-hari saja. Saya punya banyak teman muslim yang pada kenyataannya tidak seperti itu,” tutur Michelle, Rabu, (17/6/2015).

Citra Islam negatif, menurut Michelle, mungkin tak terlihat di Indonesia. Namun, di luar negeri, citra negatif itu begitu kuat.

“Walau kita ada di Indonesia yang mayoritas muslim, itu tetap harus kita tunjukkan. Justru itu jadi tugas orang Indonesia, untuk menunjukkan bahwa Islam yang sebenarnya tidak seperti itu.”

Michelle menyadari, banyak cibiran saat mengkampanyekan toleransi di Indonesia, terlebih di kalangan anak muda. Pencibir itu, kata dia, mempertanyakan apa pentingnya kampanye toleransi yang digaungkan organisasi yang sudah berusia tiga tahun ini.

“Buat apa sih, Indonesia kan sudah toleran toleran aja. Tapi, menurut kita masih tetap penting, dan banyak hal yang harus kita selesaikan. Masih ada juga tanggapan negatif. Tapi, bisa kita handle lewat program-program kita. Karena kita anak muda berusaha untuk kreatif,” paparnya.

Di Jakarta, kata Michelle, komunitas seperti yang ia pimpin mungkin tak seberapa penting keberadaannya, namun akan berbeda jika di daerah yang dekat dengan konflik seperti Ambon.

“Di sana masih membutuhkan komunitas semacam ini, karena masih ada tensi-tensi di masyarakat, yang bisa meledak. Tapi, mudah-mudahan, kita berharap tidak meledak.”

Senada dengan Michelle, putri Almarhum Abdurahman Wahid (Gus Dur) Inayah Wahid dari Komunitas Jaringan Gusdurian menilai, sudah saatnya umat Islam menampilkan wajah Islam yang menyenangkan, gerakan #IslamSenyum yang diinisiasi Jaringan Gusdurian, Kantor Berita Radio (KBR), serta Komunitas Cinta Indonesia, sangat tepat dimulai dan dilakukan apalagi bertepatan dengan Ramadhan.

“Kampanye ini penting banget. Kita ingin mengenalkan bahwa Islam itu damai, karena memang damai. Karena, selama ini Islam coba digantikan dengan wajah lainnya yang tak menyenangkan. Target kita, yang penting ini menjadi sesuatu yang massif. Mengapa dipilih #IslamSenyum, karena agar ini tak berhenti hanya saat ramadhan,“ jelasnya.

Gerakan #IslamSenyum, kata Inayah, tak terbatas usia dan keyakinan seseorang.

“Siapa saja. Karena, beda agama pun tak masalah. Jika kita memiliki Islam yang damai yang merasakan bukan hanya umat Islam, tapi semuanya ikut merasakan,” bebernya.

Kampanye yang sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu ini, juga dirasakan Pendeta HKPB Filadelfia, Bekasi, Palti Panjaitan. Ia bahkan turut serta mengkampanyekan gerakan #IslamSenyum, ini.

“Keterlibatan saya karena selama ini saya berhubungan dengan teman-teman Islam, dan akhirnya saya temukan bahwa Islam itu Islam yang ramah, Islam yang penuh senyum. Maka saya banyak terlibat. Saya banyak interaksi dengan berbagai lintas agama, lebih banyak dengan teman-teman muslim. Saya temukan Islam itu memang Islam ramah,” katanya.

Tindakan intoleransi seperti yang dialaminya dan jemaatnya, tidak ada hubungannya dengan Islam. Karena, menurutnya, tidak ada orang Islam yang berlaku seperti itu.

“Stigma negatif tentang Islam itu salah. Islam itu ramah dan berkat bagi semua. Tidak ada hubungan dengan tindakan intoleransi yang selama ini kerap terjadi. Saya justru ingin melawan tindakan intoleransi itu, bahwa teman-teman muslim tidak seperti itu. Tapi, hanya sebagian kecil kelompok yang mungkin mengatasnamakan Islam, tapi sebenarnya tidak seperti itu.”

Baginya,”Gerakan #IslamSenyum sangat bermanfaat bagi agama lain. Terutama menghilangkan trauma-trauma yang sudah ada. Mungkin ada agama-agama lain yang trauma, mungkin ada kebencian, karena ada tindakan-tindakan intoleransi oleh kelompok kecil mengatasnamakan, maka ketika ada gerakan #IslamSenyum, maka akan memulihkan luka-luka itu.”

Agar lebih memasifkan gerakan ini, Inayah Wahid dari Jaringan Gusdurian mengaku, telah menyebarkannya ke seluruh jaringannya di Nusantara, pun yang ada di luar negeri.

Untuk itu, ia serta Michelle Winowatan kembali mengajak publik berpartisipasi dalam Gerakan #IslamSenyum, baik melalui media social, atau media lain, dan dalam bentuk karya apapun. Tujuannya hanya satu: mewujudkan kedamaian dan memulainya dengan Gerakan #IslamSenyum. 

Simak perbincangan Agama dan Masyarakat setiap Rabu pukul 20.06 di www.portalkbr.com 

  • Agama dan masyarakat
  • Toleransi
  • Islam Senyum
  • petatoleransi_06DKI Jakarta_biru

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!