BERITA

Pemotongan Anggaran Kemenkes Tidak Pengaruhi PBI

"Kementerian Kesehatan menurutnya sangat berkomitmen membantu orang miskin, salah satunya lewat program PBI."

Vitri Angreni

Pemotongan Anggaran Kemenkes Tidak  Pengaruhi PBI
Kemenkes, anggaran, PBI, Ali Gufron, program

KBR, Jakarta - Keputusan pemerintah untuk memotong anggaran Kementerian Kesehatan dikhawatirkan akan mempengaruhi anggaran untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) pada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

(Baca juga: Anggaran Sejumlah Lembaga dan Kementerian Dipotong, Negara Bangkrut?)

Tapi Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti memastikan itu tidak akan terjadi. Kementerian Kesehatan menurutnya sangat berkomitmen membantu orang miskin, salah satunya lewat program PBI.

Dalam perbincangannya dalam Program Sarapan Pagi KBR (28/5), Ali Gufron menjelaskan apa saja program yang terpengaruh pemotongan anggaran di Kementrian Kesehatan.

Program apa saja di Kementerian Kesehatan yang terpengaruh dengan adanya pemangkasan anggaran sekitar Rp 5 triliun?

“Itu hal-hal yang sifatnya seperti perjalanan dinas, ke luar negeri, pertemuan-pertemuan dikurangi jumlahnya.”

Berarti bisa dipastikan program kesehatan tidak terganggu sama sekali ya?

“Memang tidak seoptimum bila dibandingkan dengan sebelum dipotong."

Artinya tidak optimal ada yang terganggu?

“Iya tentu terutama masalah pembangunan ya. Jadi kita memerlukan pembangunan infrastruktur kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas tentu dikurangi.”

Dikurangi atau dihentikan sementara?

“Ya kalau memang masih bisa sebagian kita teruskan, karena terpaksa ya memang yang belum kontrak ya kita kurangi.”

Ada yang mengatakan bahwa anggaran PBI (Penerima Bantuan Iuran) untuk BPJS Kesehatan terganggu tapi ada juga yang menyebutkan tidak. Mana yang benar?

“Kalau PBI itu kita usahakan untuk tidak. Karena PBI merupakan satu bentuk anggaran untuk membantu iuran bagi orang miskin dan tidak mampu. Sehingga mereka kalau jatuh sakit tidak bisa dibayangkan kalau tidak ada bantuan dari pemerintah. Meskipun jumlahnya cukup besar PBI itu uangnya adalah sekitar Rp 19 triliun lebih, hampir Rp 20 triliun. Bisa dibayangkan anggaran kesehatan itu paling besar dan paling banyak adalah untuk PBI itupun Kementerian Kesehatan tidak mengubah atau mengurangi.“

Tidak ada sama sekali di dalam anggaran kesehatan Rp 5 trilun lebih yang masuk atau ada posnya untuk BPJS?

“Tidak ada.”

Artinya pemangkasan ini tidak terganggu untuk PBI ya?

“Iya itu adalah untuk orang miskin dan tidak mampu. Sedangkan kita ketahui bahwa Kementerian Kesehatan sangat komit untuk orang-orang miskin, karena bagaimanapun kalau orang miskin ini terganggu bisa tambah miskin gara-gara sakit bisa dampaknya luar biasa.”

Ada sejumlah program strategis di Kementerian Kesehatan misalnya Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (RAN PPAKI), Rencana Aksi Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (RAN PPIA), dan sebagainya. Apakah ini akan terganggu?

“Kita masih belum selesai untuk mana yang bisa kita kurangi atau ditunda. Tapi prinsipnya jadi hal-hal yang sifatnya itu masih bisa dikurangi yang kurang urgent atau urgent, dari dulu kalau tidak urgent tidak kita anggarkan. Tapi karena ini semacam tidak ada pilihan lain.”

Apakah Kementerian Kesehatan sempat protes supaya jangan sebesar ini dipotongnya?

“Iya tentu begitu. Tapi tidak bisa karena semuanya kena, kecuali Kemdikbud itu tidak kena. Jadi yang lain-lain kena meskipun Kementerian Kesehatan juga istilahnya berbasis pada Undang-undang Kesehatan. Tapi kita memahami bagaimana pemerintah dan negara ini masih menghadapi kesulitan dari sisi kemampuan anggaran yang harus kemudian di-sharing semua kementerian juga ikut menanggung.” 

(Baca juga: Pemotongan Anggaran di Kementerian Kesehatan Belum Disetujui DPR)

  • Kemenkes
  • anggaran
  • PBI
  • Ali Gufron
  • program

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!