BERITA

Meraba Arca Bersama Touch Tour di Museum Nasional

"Belajar sejarah lewat indera peraba."

Eky Wahyudi

Meraba Arca Bersama Touch Tour di Museum Nasional
arca, Museum Nasional, touch tour

KBR68H, Jakarta – “Tadi habis memegang Patung Ganesha. Patungnya berbentuk gajah,” kata Muhammad Aziz (11) di kunjungannya ke Museum Nasional dalam “Touch Tour” hari Kamis (19/6). Touch Tour adalah program kunjungan ke museum bagi anak-anak difabel dari SD Yayasan Mitra Netra untuk belajar lebih jauh soal sejarah. 


Ada 22 anak yang meramaikan “Touch Tour” di Museum Nasional ini. Mereka dibagi dalam sejumlah kelompok dan dipandu seorang mentor. Sembari meraba arca dan patung yang ada, anak-anak ini diberikan pengetahuan soal sejarah di balik patung tersebut. Misalnya ketika anak-anak itu meraba Patung Ganesa, dijelaskan soal kenapa patung ini berbentuk gajah yang bersenjatakan kapak. Setiap kelompok disebar untuk menyentuh patung yang berbeda-beda, ada juga yang meraba patung Dewa Shiwa, Dewa Brahma dan lainnya. 


Dyah (33) ikut menemani anaknya, Atta, yang ikut dalam “Touch Tour” ke Museum Nasional ini. Menurut Dyah, kunjungan ini punya pengaruh positif bagi Atta yang lahir dalam kondisi tuna netra. “Acara ini bagus karena anak jadi terangsang untuk lebih tahu benda-benda sejarah.”


Sayangnya, Museum Nasional belum dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk mereka yang difabel, misalnya tidak ada benda sejarah yang dilengkapi informasi dalam huruf Braille. Ada informasi yang disajikan secara audio visual lewat televisi, tapi itu hanya tersedia di satu ruangan saja, yaitu ruangan koleksi kain tradisional. Selain itu, akses jalan yang landai jumlahnya terbatas. 


“Karena keterbatasan fasilitas di museum, acara “Touch Tour” dibatasi di bagian arca,” jelas Saiful Bakhri, ketua pelaksana acara ini dari Universitas Indonesia. 


Museum Nasional sebetulnya punya program untuk anak-anak, yaitu Edukids. “Ada membatik, melukis kendi atau bermain gasing, tapi itu bukan untuk anak berkebutuhan khusus,” kata Dedah Sri Handari, kepala humas dan promosi Museum Nasional. 


“Kami belum punya hal-hal detil yang terkait kebutuhan anak difabel. Kami akan terus melakukan perbaikan.”


Kunjungan “Touch Tour” ke Museum Nasional ini adalah yang kedua. Tahun sebelumnya, “Touch Tour” diadakan oleh kelompok Museum Ceria dan menghadirkan anak-anak difabel dari Yayasan Elsafan. 


  • arca
  • Museum Nasional
  • touch tour

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!