BERITA

Kasus Baru Covid-19 Turun 11 Persen, Ahli Epidemi Tidak Percaya

""Itu kan (data kasus) sangat dipengaruhi oleh kemampuan layanan tes kita. Kalau layanan (tes Covid-19) kita bisa stabil, tidak ada antrian, boleh lah dipercaya.""

Kasus Baru Covid-19 Turun 11 Persen, Ahli Epidemi Tidak Percaya
Petugas medis menunjukkan sampel darah warga peserta tes cepat Covid-19 di Pasar Bogor, Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/4/2020). (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo melaporkan kasus baru penularan Covid-19 di Indonesia menurun.

"Kami jelaskan bahwa laju kasus baru mengalami penurunan sampai dengan 11 persen saat ini. Hal ini bukan berarti kita menjadi lengah, karena kehadiran PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang datang bisa menjadi sumber penularan," ujar Doni Monardo dalam konferensi daring, Senin (4/5/2020).

Doni melaporkan saat ini terdapat beberapa indikasi kluster penularan baru akibat kepulangan pekerja migran dan adanya masyarakat yang nekat mudik. Ia pun meminta kerja sama semua pihak untuk memutus penyebaran Covid-19.

"Kerja sama seluruh komponen, baik di pusat maupun daerah betul-betul terintegrasi dengan baik. Gugus tugas provinsi telah susun organisasi dan setiap gugus tugas betul-betul melakukan pencegahan, deteksi, dan penanganan kepada masyarakat," katanya.


Ahli Epidemi Tidak Percaya

Di kesempatan terpisah, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengaku tidak percaya jika kasus penularan Covid-19 dalam negeri sudah menurun. Sebab, menurut dia pengetesan Covid-19 Indonesia masih lemah.

"Itu kan (data kasus) sangat dipengaruhi oleh kemampuan layanan tes kita. Kalau layanan (tes Covid-19) kita bisa stabil, tidak ada antrian, boleh lah dipercaya," kata Pandu saat dihubungi KBR pekan lalu (28/4/2020).

"Problemnya juga di tes kit. Sebenarnya kita ingin tahu dari mereka yang dites, berapa yang positif, berapa PDP-nya, berapa PDP yang  dites, berapa PDP yang meninggal, kan kita tidak pernah tahu," lanjutnya.

Menurut Pandu, perhitungan angka penurunan kasus infeksi Covid-19 baru akan valid jika:

    <li>Jumlah tes Covid-19 yang dilakukan stabil;</li>
    
    <li>Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang terinfeksi menurun.</li></ul>
    

    Ia pun mendorong pemerintah untuk lebih transparan soal data jumlah tes perhari, jumlah PDP, serta jumlah ODP.

    "Ini (data kasus) bisa dicermati jika kita mendapatkan data yang lebih lengkap," katanya. 

    Editor: Rony Sitanggang

  • COVID-19
  • tes massal Covid-19
  • tes cepat Covid-19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!