BERITA

Rawan Dimata-matai, WhatsApp Imbau Penggunanya Agar Terus Upgrade

"Himbauan ini muncul setelah seorang pengguna WhatsApp di Inggris melaporkan serangan spyware."

Rawan Dimata-matai, WhatsApp Imbau Penggunanya Agar Terus Upgrade
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Demi menjaga keamanan data pribadi, WhatsApp menghimbau penggunanya agar terus melakukan upgrade atau pembaruan aplikasi ke versi terbaru.

Himbauan ini muncul setelah seorang pengguna WhatsApp di Inggris melaporkan serangan spyware.

Spyware adalah program yang bisa masuk ke gawai secara “diam-diam”. Setelah masuk, program itu bisa mencuri berbagai informasi seperti nomor telepon, foto, dokumen, email, data percakapan pribadi, data lokasi, dan lain-lain.

Menurut pihak WhatsApp, spyware bisa menyelusup ke gawai melalui WhatsApp Call atau fitur panggilan telepon. Pelaku bisa mengirim kode-kode berisi spyware dengan menelepon ke nomor ponsel targetnya.

Saat ini WhatsApp sudah selesai melakukan perbaikan sistem internal mereka. Aplikasi versi terbarunya juga sudah dirilis pada Senin (13/5/2019).

Namun, pembaharuan aplikasi saja tidak cukup. Dalam pernyataan resmi yang dikutip New York Times, pihak WhatsApp menyebut, "WhatsApp mendorong orang-orang untuk melakukan pembaharuan aplikasi ke versi terbaru, dan menjaga agar ponsel mereka tetap up to date,” jelasnya (13/5/2019).


Spyware untuk Memata-matai Aktivis

Menurut keterangan yang dihimpun The Guardian, peristiwa “serangan” spyware ke akun WhatsApp ini dicurigai menggunakan teknologi milik NSO.

NSO adalah perusahaan swasta yang menjual spyware canggih secara terbatas ke pihak-pihak intelejen negara.

Spyware milik NSO, yang dinamakan Pegasus, bahkan dikabarkan mampu mengambil alih sistem operasi gawai seperti mengaktifkan kamera ponsel, ataupun merekam video tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Namun, saat dimintai konfirmasi, pihak NSO membantah terlibat dalam “serangan” ke pengguna WhatsApp.

Sebagaimana dikutip The Guardian, pihak NSO menyebut, "Dalam situasi apapun NSO tidak akan terlibat dalam pengoperasian (spyware), yang semata-mata (hanya boleh) dioperasikan oleh badan intelijen dan penegak hukum,” jelasnya.

Menurut laporan New York Times, spyware produk NSO ini sudah pernah “tertangkap” sedang memata-matai sejumlah orang yang dianggap kritis, seperti aktivis HAM di Arab Saudi serta jurnalis pengejar kasus korupsi di Meksiko.

  • WhatsApp
  • digital
  • perlindungan privasi
  • data pribadi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!