HEADLINE

Ancaman Teroris Tunggangi Aksi 22 Mei, Bawaslu Yakin Aman

Ancaman Teroris Tunggangi Aksi 22 Mei, Bawaslu  Yakin Aman

KBR, Jakarta - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) percaya diri, bahwa tidak akan ada aksi serangan teror, dalam rencana aksi unjuk rasa massa terkait penetapan hasil suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada Rabu, 22 Mei. Anggota Bawaslu RI, Fritz Edward Siregar yakin,   keamanan baik TNI maupun Polri pasti dapat mengantisipasi segala ancaman dan kejadian, yang sama-sama tidak diinginkan.

"Sepanjang yang saya tahu, bahwa secara keamanan, saya yakin TNI/Polri bisa melihat dan memberikan hal-hal yang seharusnya dilakukan, sehingga tanggal 21, 22, 23, atau mulai hari ini (19/5), ya akan baik-baik saja," kata Fritz saat ditemui di Gedung KPU RI, Jakarta, Minggu (19/5).

Baik KPU maupun Bawaslu, kata Fritz, telah berkoordinasi dengan keamanan untuk memastikan pascapemilu ini, semua akan tetap berjalan tertib dan damai.

"Aparat keamanan selalu berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu dalam setiap hal dalam setiap proses, tinggal untuk memberikan keyakinan kepada kami juga bahwa proses ini akan berlangsung dengan aman tertib dan kita bisa selesaikan dengan damai," kata pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 27 November 1976 ini.

Video Testimoni Teroris

Sebelumnya, JAD terdeteksi berencana melakukan aksi teror pada 22 Mei. Juru bicara Mabes Polri Muhammad Iqbal mengatakan, aksi demonstrasi penolakan hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019, dijadikan tunggangan kelompok terorisme untuk menciptakan situasi konflik.

Keyakinan itu disimpulkan Mabes Polri, menyusul pengakuan sejumlah terduga terorisme JAD yang berhasil diringkus  tim anti-teror Mabes Polri, Densus 88 sepanjang Mei 2019.

"Mereka sudah merencanakan aksi amaliah atau aksi teror, dengan menyerang kerumunan masyarakat saat 22 Mei nanti, dengan meledakkan bom," kata Iqbal saat konferensi pers di Divisi Humas Polri, Jakarta, Jumat (17/5).

Konferensi pers juga menayangkan video testimoni salah seorang terduga teroris berinisial "DY", yang berencana melakukan aksi teror, pada 22 Mei 2019.

"Saya DY alias J alias B, memimpin beberapa ikhwan untuk melakukan amaliah pada 22 Mei 2019, dengan menggunakan remote. Pada tanggal tersebut akan ada kerumunan massa. Event yang bagus menurut saya untuk melakukan amaliah. Karena pesta demokrasi itu syirik akbar yang membatalkan keislaman," tutur DY dalam video itu.

Editor: Fadli Gaper 

  • 22 mei
  • bawaslu
  • fritz edward siregar
  • tni-polri

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!