BERITA

Pemerintah Siapkan Penangkal Serangan Siber Asian Games 2018

Pemerintah Siapkan Penangkal Serangan Siber Asian Games 2018

KBR, Jakarta - Pemerintah melakukan pelbagai langkah antisipatif untuk menangkal serangan siber jelang dan selama penyelenggaraan Asian Games 2018. Ketua Komite Penyelenggaraan Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir mengatakan, salah satunya dengan menggandeng sejumlah lembaga untuk melakukan deteksi dini.

Main Opertion Center (MOC) Inasgoc kata dia, akan bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Indonesia Automatic Fingerprint Identification (Inafis) Polri, serta Densus 88 Antiteror Polri untuk mengantisipasi serangan siber.

"Berdasarkan review yang dilakukan bersama-sama, sistem yang ada di Asian Games siap. Tapi meskipun siap bukan berarti kita jumawa, wah tak akan ada apa-apa. Tidak ada salahnya kalau ada double gardan, istilahnya. Di mana dari badan siber menjadi second line untuk support (keamanan)," kata Erick di Istana Wakil Presiden, Kamis (3/5/2018).

Erick tak ingin, serangan siber yang terjadi pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang, Korea Selatan menimpa Indonesia. Dia mencontohkan, serangan siber terhadap sistem tiket Olimpiade Musim Dingin PyeongChang mengakibatkan pembukaan tertunda selama satu jam. Kata dia, serangan itu terjadi sejak empat bulan sebelum olimpiade dimulai.

"Baik televisi, ticketing, semua sudah memakai sistem wifi, cloud, internet. Jadi mau tak mau memang harus antisipasi."

Karenanya antisipasi terhadap serangan siber ini dibahas khusus dalam rapat koordinasi penyelenggaraan Asian Games 2018 yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selain dihadiri Ketua Inasgoc, pembahaan di Istana Wakil Presiden juga melibatkan Ketua Kontingen Indonesia (CdM) Syafruddin, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi dan pihak terkait lainnya.

Baca juga:


Lebih dari Seribu Kali Diserang

Sementara Wakil Kepala Polri sekaligus Ketua Kontingen Indonesia (CdM) Syafruddin menambahkan, serangan pada olimpiade musim dingin Korea Selatan terjadi akibat masalah politik dengan Korea Utara. Ia pun memastikan gelaran Asian Games 2018 di Indonesia mendapat dukungan dari negara-negara lain.

"Simpati internasional kepada Indonesia cukup besar. Negara tetangga kita cukup solid, Asean cukup solid dan bersatu padu mendukung penyelenggaraan ini," ungkap Syafruddin.

Sebelumnya, helatan ini sudah menerima lebih dari seribu kali serangan siber selama sepekan. Saat itu tepat pada penyelenggaraan Invitation Tournament dalam Asian Games pada 8 hingga 15 Februari 2018 lalu. Apalagi menurut Ketua Inasgoc Erick Tohir, Indonesia termasuk 10 besar negara tertinggi terkait potensi serangan siber.

Karena itu menurutnya pelbagai antisipasi serangan siber penting dilakukan guna memastikan kelancaran penyelenggaraan Asian Games 18 Agustus hingga 2 September 2018 mendatang.

"Saat kemarin pada invitation games hampir 1.000 lebih (serangan siber) dalam beberapa hari. Indonesia itu memang secara kenyataan karena anak mudanya banyak, di dunia itu kalau cyber attack kita mungkin top 10. Jadi ini yang harus kita antisipasi," kata Erick usai rapat koordinasi di Istana Wakil Presiden, Kamis (3/5/2018).

Baca juga:




Editor: Nurika Manan
  • Asian Games 2018
  • Asian Games
  • Erick Tohir
  • Inasgoc
  • Syafruddin
  • Serangan Siber

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!