HEADLINE

Bom Gereja Surabaya, Begini Kesaksian Warga

Bom Gereja Surabaya, Begini Kesaksian Warga

KBR, Surabaya - Seorang saksi mata, Gunawan, mengaku mendengar ledakan sangat keras dari Gereja Santa Maria Ngagel Madya, Suranaya. Pagi itu, ia hendak menjemput penumpangnya yang baru selesai menjalankan ibadah Minggu (8/5). Lokasi gereja dan tempat tinggalnya, hanya berselang tiga rumah.

"Waktu itu saya mau nge-grab, kebetulan ada pesanan," imbuh Gunawan, Minggu (8/5/2018).


Dia mengatakan saat akan menstarter mobil, tiba-tiba mendengar suara ledakan. Tak lama, ia menuju gereja dan melihat beberapa potongan tubuh di depan gereja.


"Saat meledak, banyak anggota tubuh berserakan," sambungnya.


Sementara itu dari pantauan di lokasi kejadian, ada sekitar enam mobil ambulans disiagakan di tempat ledakan bom. Saat ini puluhan aparat polisi berjaga dan garis polisi nampak memagari jalan menuju Gereja Santa Maria.


Peristiwa bom ini diperkiran terjadi pukul 7.30 WIB di Gereja Santa Maria, kemudian tak berselang lama yaitu 7.40 WIB di Gereja GKI, dan pukul 08.00 WIB di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di jalan Arjuno.



Delapan Korban Tewas


Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebut ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya. Yakni Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Gereja Santa Maria Ngagel Madya, dan Gereja Kristen Indonesia. Juru bicara Polda Jawa Timur, Frans Barung Mangera mengatakan korban akibat ledakan bom itu delapan orang meninggal dan 38 luka-luka.


"Dengan sangat menyesal saya katakan ada delapan korban meninggal," kata Jubir Polda Jawa Timur, Frans Barung Mangera, Minggu (8/5/2018).


"Empat (korban meninggal) dari Gereja Santa Maria, dua (korban meninggal dari GKI, dan dua (korban meninggal) Gereja Pantekosa," lanjut Frans.


Dia melanjutkan, 38 korban luka telah dibawa ke Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya.


"Ada 38 korban di rumah sakit termasuk anggota polisi," ujarnya.




Editor: Quinawaty

 

  • bom surabaya
  • bom gereja
  • terorisme

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!