BERITA

Pemerintah Pusat Belum Tutup Terminal Jakarta, Bikin Anies Khawatir

Pemerintah Pusat Belum Tutup Terminal Jakarta, Bikin Anies Khawatir

KBR, Jakarta - Pemerintah pusat belum menyetujui inisiatif Gubernur DKI Anies Baswedan terkait penutupan terminal bus antarkota di Jakarta.

Anies pun cemas hal itu bisa menambah risiko penyebaran Covid-19. Ia menyampaikan kecemasannya kepada Wapres Ma'ruf Amin dalam konferensi video, Kamis (2/4/2020).

"Kami terus terang khawatir, Pak Wapres, mengenai pergerakan orang dari Jakarta ke luar kawasan Jakarta," kata Anies.

"Karena itulah kenapa kami Senin kemarin mengeluarkan surat untuk menutup terminal antarkota, kemudian bus antarkota, lalu juga kendaraan umum antarkota untuk dihentikan. Karena potensi penyebarannya (Covid-19) itu sangat tinggi. Jadi ini perlu jadi perhatian kepada pemerintah pusat," lanjutnya.


Anies Usul Ada Kebijakan Khusus untuk Jabodetabek

Karena masalah ini, Anies meminta pemerintah pusat mengembangkan lagi muatan PP 21/2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ia menilai PSBB harusnya bisa diterapkan secara terintegrasi antarprovinsi.

"Di dalam PP 21 itu, gubernur hanya bisa mengatur pergerakan di dalam satu provinsi. Sementara epicenter-nya (Covid-19) itu tiga provinsi, Pak. Karena Jabodetabek ini ada Jawa Barat, ada yang Banten," kata Anies kepada Wapres Ma'ruf.

"Karena itu, kami mengusulkan agar ada kebijakan tersendiri untuk kawasan Jabodetabek, di mana batas-batas administrasi pemerintahan itu berbeda dengan penyebaran kasus Covid-19 di Jabodetabek," lanjutnya.

Anies meminta kepada Wapres Ma'ruf agar PSBB bisa diterapkan lewat aturan yang mengikat, bukan sekadar imbauan.

Ia pun menyatakan akan mengirimkan permintaan penerapan PSBB Jakarta kepada Menteri Kesehatan hari ini, Kamis (2/4/2020).

Editor: Agus Luqman

  • COVID-19
  • DKI Jakarta
  • jabodetabek
  • psbb
  • pembatatasan sosial
  • Karantina Wilayah
  • lockdown

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!