BERITA

Ada Gelombang PHK, Kemnaker: Kita Cukup Mengimbau

Ada Gelombang PHK, Kemnaker: Kita Cukup Mengimbau

KBR, Jakarta - Kelompok buruh menilai Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) tidak efektif mencegah gelombang PHK akibat pandemi Covid-19.

Namun, juru bicara Kemnaker Soes Hindharno menganggap Surat Edaran itu sudah tepat. Ia pun mengaku pihak Kemnaker tak bisa melakukan upaya lebih.

"Kita hanya mengingatkan saja, ini termasuk force majeure apa bukan, tapi di seluruh dunia ini yang mengalami Covid-19, kita cukup saja mengimbau. Karena, kalau kita mengeluarkan payung hukum, serba salah," kata Soes saat dihubungi KBR, Kamis (16/4/2020).

"Posisi Kemnaker harus adil di tengah-tengah, antara pekerja dan pengusaha. Kalau kita pro dengan pengusaha, maka pekerja akan teriak demo. Lalau kita propekerja, nanti pengusaha bisa kabur dari Indonesia karena investasi bisa dialihkan ke negara lain," lanjutnya.

Berita Terkait:

    <li><a href="https://kbr.id/nasional/04-2020/banyak_buruh_dirumahkan_sepihak__surat_edaran_menaker_tidak_efektif/102867.html">Banyak Buruh Dirumahkan Sepihak, Surat Edaran Menaker Tidak Efektif</a></li>
    
    <li><a href="https://kbr.id/berita/04-2020/cegah_gelombang_phk__negara_perlu_subsidi_gaji_pekerja/102880.html">Cegah Gelombang PHK, Negara Perlu Subsidi Gaji Pekerja</a></li></ul>
    

    Juru bicara Kemnaker Soes Hindharno lantas mengimbau agar masalah PHK atau merumahkan karyawan itu ditempuh lewat kesepakatan.

    "Kita mengeluarkan imbauan di poin ke-4 di (surat) edaran (Menaker) itu bahwa ini kesepakatan dengan pekerja pengguna, apabila ada SP (serikat pekerja) ini harus disahkan di SP lingkungan tersebut," kata Soes.

    "Misal saja, kita keras kepada pengusaha, hotel aja tidak ada yang huni, tidak ada pemasukan, bayar listrik tetap tinggi, bayar karyawan yang dirumahkan. Jadi kesepakatan terbaik musyawarah antara pekerja dan pengguna," imbaunya lagi.


    Editor: Rony Sitanggang

  • COVID-19
  • phk
  • pengangguran

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!