RUANG PUBLIK

Ribuan Wisatawan Ramaikan Perayaan Paskah di Larantuka

Ribuan Wisatawan Ramaikan Perayaan Paskah di Larantuka

Setiap tahunnya warga Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), merayakan Paskah lewat ritual Semana Santa.

Tak terkecuali tahun ini, Semana Santa berhasil dilaksanakan dengan khidmat dan penuh kemeriahan.

Menurut laporan dari Kementerian Pariwisata, acara Semana Santa kali ini bahkan dihadiri oleh sekitar 20 ribu wisatawan dan peziarah baik dari dalam maupun luar negeri.


Semana Santa: Tradisi Perayaan Paskah Berumur 500 Tahun

Semana Santa adalah sebuah tradisi keagamaan di Flores yang sudah berjalan sejak sekitar 500 tahun silam.

Semana Santa berasal dari bahasa Flores, yakni semana (pekan) dan santa (suci). Meski pada dasarnya Pekan Suci adalah ritual Kristiani, masyarakat penganut Katolik di Flores punya cara perayaan tersendiri yang kental dengan adat istiadat lokal.

Selama satu pekan menjelang Paskah para penganut Katolik menjalankan sejumlah ritus keagamaan mulai dari Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, hingga Perayaan Paskah yang jatuh pada hari Minggu.

Rabu Abu umumnya dirayakan dengan berkumpul di kapel dan mengenang peristiwa pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus.

Hanya saja, sebagaimana dilansir Basodara.com, bagi masyarakat Flores Rabu Abu sekaligus menjadi ajang berkumpulnya suku-suku di Flores seperti Suku Lewai, Suku Raja Ama Koten, Suku Kea Alyandu, Suku Maran, Suku Sau Diaz, dan banyak lagi lainnya. Masing-masing suku memegang peranan penting dalam prosesi ibadah Rabu Abu.

Di Kamis Putih, masyarakat Flores melakukan pemasangan turo atau pagar lilin di sepanjang rute prosesi arak-arakan. Di momen ini dilakukan juga upacara pembukaan peti patung Tuan Ana (Yesus) dan Tuan Ama (Bunda Maria), pemandian patung, periasan patung dengan busana dari kain beludru, serta doa bersama.

Di Jumat Agung masyarakat Flores melakukan arak-arakan patung Tuan Ana dan Tuan Ama melewati jalur yang telah disiapkan. Arak-arakan ini melewati delapan titik perhentian yang tersebar di seantero wilayah Flores Timur.

Kemudian pada Sabtu Suci patung-patung tersebut diantar kembali ke tempat asalnya, dan masyarakat mulai bersiap mengikuti perayaan puncak Malam Paskah.


Semana Santa: Nilai Tambah Pariwisata Flores

Menurut Kepala Bidang Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Hendry Noviardi, Semana Santa ini telah memberi nilai tambah bagi pariwisata Flores.

Dengan adanya tradisi ini Flores tak hanya indah karena alamnya saja, tapi juga punya daya tarik sebagai destinasi wisata religi.

"Dari sisi commercial value kedatangan banyak peziarah atau wisatawan baik dalam atau luar negeri yang akan memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat,” ujar Hendry dalam rilisan pers Kementerian Pariwisata (19/4/2019).

Hal ini juga diamini oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur, Apolonia Corebima. Dalam rilisan pers yang sama ia menyebut, “Bila tradisi dan budaya dikelola dengan baik dan berkualitas, kunjungan wisatawan ke Flores Timur akan semakin marak,” jelasnya.

Menurut laporan dari Floresa.co, dalam beberapa tahun terakhir perayaan Semana Santa memang rutin disambangi ribuan wisatawan dan peziarah.

Hotel-hotel dan wisma biasanya sudah mulai di-booking jauh sebelum Semana Santa dimulai. Biara-biara dan rumah umat pun biasa disiapkan menjadi tempat menginap alternatif bagi para peziarah.

Editor: Agus Luqman

  • Semana Santa
  • Larantuka
  • Flores
  • NTT
  • Kementerian Pariwisata
  • wisata religi
  • Paskah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!