BERITA

(CEKFAKTA) Jokowi: Ekonomi Digital Tumbuh Hingga 30 Persen, Benarkah?

"Jokowi menyinggung soal industri olahraga electronic sport (eSport) di Indonesia, seperti Mobile Legend, DOTA, dan lain-lain yang digemari anak-anak muda."

(CEKFAKTA) Jokowi: Ekonomi Digital Tumbuh Hingga 30 Persen, Benarkah?
Ilustrasi. (Foto: Mike Dierken/Creative Commons)

KBR, Jakarta - KBR, Jakarta - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo mengklaim industri ekonomi digital Indonesia tumbuh sangat pesat. 

"Nilai ekonomi di bidang (industri game) bertumbuh sangat pesat. Catatan yang saya terima di 2017, perputarannya sudah mencapai Rp1.112 triliun. Dengan pertumbuhan pertahun 25 sampai 30 persen," kata Joko Widodo dalam debat calon presiden terakhir, Sabtu (13/4/2019). 

Jokowi menyinggung soal industri olahraga electronic sport (eSport) di Indonesia, seperti Mobile Legend, DOTA, dan lain-lain yang digemari anak-anak muda.

Jokowi mengatakan tingginya minat kaum milenial terhadap industri game, pemerintah sudah melakukan banyak pembangunan infrastruktur seperti jaringan pita lebar (broadband) kecepatan tinggi, Palapa Ring, teknologi jaringan selular 4G dan sebagainya. 

"Sehingga anak-anak muda kita memiliki infrastruktur dalam mengembangkan profesinya sebagai gamers," kata Jokowi.  

Fakta:

Dalam laporan penelitian yang dirilis Google dan perusahaan holding Singapura, Temasek pada November 2018, dari sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi negara paling potensial dalam pertumbuhan ekonomi digital. 

Menurut penelitian itu, ekonomi internet Indonesia pertumbuhannya tercepat dan terbesar di Asia Tenggara. Pada 2017, realisasi ekonomi digital Indonesia sebesar 75 miliar dolar AS (sekitar Rp1.000 triliun). 

Pertumbuhan ditopang empat sektor utama, yaitu perdagangan ekonomi digital (e-commerce) dengan kontribusi 53 persen, travel online (25 persen), layanan ride-hailing seperti Go-Jek dan lain-lain (14 persen) dan online media termasuk gaming (8 persen).

Google dan Temasek bahkan memperkirakan Indonesia bakal menguasai hampir setengah dari total nilai ekonomi digital di Asia Tenggara pada 2025 yang mencapai USD 240 miliar atau Rp 3.499 triliun (USD 1 = 14.582). 

Totalnya, nilai ekonomi digital di Indonesia pada 2025 diperkirakan akan mencapai USD 100 miliar (Rp 1.458 triliun), jauh di atas Vietnam, walau saat ini negara itu memiliki pertumbuhan ekonomi digital yang dijuluki bagaikan naga.

Pada 2025, Indonesia juga diproyeksikan mencapai pertumbuhan tertinggi di tiga pasar sub-sektor ekonomi digital: layanan media online (gim, streaming, iklan) naik 30 persen menjadi USD 8 miliar (Rp 116 triliun); layanan online travel mencapai USD 25 miliar (Rp 364 triliun); dan transportasi online dan pengantaran makanan mencapai USD 14 miliar (Rp 204 triliun).

Di sektor industri game, pada 2016, total pendapatan industri game Indonesia mencapai 321 juta dolar AS. 

Berdasarkan studi Newzoo 2018, pendapatan dari industri game di Indonesia mencapai USD 879,7 juta atau senilai Rp13 Triliun di tahun 2018. Ini juga yang menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar ke-16 untuk industri game di dunia.

Meski pertumbuhan ekonomi digital cukup besar, kontribusinya terhadap produk domesti bruto (PDB) masih rendah, sekitar 4 persen dari target GDP. Kontribusi ekonomi digital Indonesia jauh lebih rendah dari sejumlah negara maju seperti Amerika (6,5 persen) atau China yang mencapai 33 persen.

Sumber: Laporan Google & Temasek , Kominfo.go.id 

Editor: Agus Luqman

  • debat capres
  • Pemilu 2019
  • Pilpres 2019
  • Jokowi-Maruf Amin

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!