HEADLINE

Penyerangan Novel Baswedan, Presiden Diminta Evaluasi Tim Khusus Polri

"12 hari sudah polisi menyelidiki kasus kekerasan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan, namun belum juga ada kejelasan penyelesaian."

Penyerangan Novel Baswedan, Presiden Diminta Evaluasi Tim Khusus Polri
Sejumlah aktivis gelar aksi damai Melawan Gelap mendukung petisi meminta Presiden Joko Widodo dan kepolisian menangkap pelaku penyerang Novel Baswedan. (Foto: Antara)


KBR, Jakarta - Koalisi Perempuan Antikorupsi desak Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja tim Polri yang menangani kasus penganiayaan dan penyerangan terhadap Novel Baswedan. Anggota koalisi, Betti Alisjahbana mengeluhkan, 12 hari sudah polisi menyelidiki kasus kekerasan terhadap penyidik senior KPK tersebut. Namun, belum juga ada kejelasan penyelesaian.

"Jadi kita sendiri melihat sudah berkali-kali serangan ini terjadi dan kita tidak tahu siapa yang melakukan, siapa dalang di balik itu. Saya lihat kalau ini dibiarkan akan terjadi suatu pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi," kata Betti yang juga bekas panitia seleksi pimpinan KPK itu di Kantor ICW, Jakarta, Minggu (23/4/2017).


Itu sebab, menurutnya, Jokowi perlu segera membentuk Tim Pencari Fakta dan memasukkan orang-orang terbaik dalam tim tersebut. Apabila tak mampu, tambahnya, bisa jadi presiden akan dianggap turut serta melemahkan upaya pemberantasan korupsi.


"Ini saatnya pemerintah, Presiden Jokowi untuk memperkuat tim yang melakukan penyelidikan ini. Ambil tenaga-tenaga yang terbaik. Saya melihat ini sebuah teror dan ini harus diperlakukan sebagai sebuah teror," tambahnya.

Baca juga:

    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/koalisi_sipil_minta_kpk_usut_sendiri_peneror_novel_baswedan_/89849.html">Koalisi Minta KPK Usut Sendiri Peneror Novel Baswedan</a></b> </li>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/kondisi_novel_baswedan__mata_belum_pulih_hidung_bermasalah/89845.html">Kondisi Novel Baswedan</a></b> </li></ul>
    

    Selain itu, kata Betti, polisi juga perlu melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menuntaskan perkara ini. Kedua lembaga tersebut, menurutnya, memiliki kemampuan dan teknologi untuk menangani teror.

    "Saya percaya di Indonesia banyak orang pandai baik di Polri, termasuk di BNPT. Banyak kasus-kasus teror yang bisa diungkap cepat. Kemudian juga perlu melibatkan KPK dan masyarakat."


    Apabila terus dibiarkan, dia khawatir kasus serupa akan kembali terjadi kepada pegawai ataupun penyidik lain di KPK. Betti kembali menegaskan, pemerintah harus merekrut orang-orang terbaik untuk mengungkap dalang penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan.

    Baca juga:

      <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/penyerangan_penyidik_kpk__polisi__novel_merasa_dibuntuti/89717.html">Penyerangan Penyidik KPK, Polisi: Novel Merasa Dibuntuti</a></b> </li>
      
      <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/polisi_miliki_foto_terduga_penyerang_novel_baswedan/89730.html">Polisi Kantongi Foto Terduga Penyerang Novel</a></b> </li></ul>
      

      "Untuk mengungkap siapa di belakang ini dan kenapa ini dilakukan. Karena itu sangat strategis bagi pemberantasan korupsi. Kalau ini dibiarkan jangan heran kalau kasus seperti ini akan terjadi dan terjadi lagi," pungkasnya.

      Baca juga: Polisi Bentuk Tim Khusus Ungkap Penyerangan Penyidik KPK





      Editor: Nurika Manan

  • Novel Baswedan
  • teror novel baswedan
  • kriminalisasi novel baswedan
  • Betti Alisjahbana
  • KPK
  • penyerangan Novel
  • air keras
  • teror air keras

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!