BERITA

Pemerintah Bantah Isu Ruang Isolasi Penuh

"Di Jakarta Pemerintah sudah menunjuk 8 RS rujukan untuk menangani pasien suspect corona. "

Pemerintah Bantah Isu Ruang Isolasi Penuh
Peralatan medis di ruang isolasi RSUD Cut Meutia, Aceh Utara, Aceh. (Foto: Antara/Rahmad)

KBR,Jakarta- Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Ahcmad Yurianto membantah isu yang menyebut pemerintah kekurangan ruang isolasi bagi pasien yang diduga terpapar corona. Ia mengatakan di Jakarta Pemerintah sudah menunjuk RS rujukan untuk menangani pasien suspect corona. 

“Di Jakarta ada 8 rumah sakit yang disiapkan jadi tidak berbicara tentang RSPI dan Persahabantan saja. Ada RSPI, Persahabatan, RSPAD, Pasar Minggu,  Tangerang, RS Polri Sukanto, RS Mintohardjo, dan Fatmawati. Jadi tidak hanya kemudian berpikir Persahabatan, RSPI, Persahabatan, RSPI,” ujar Yuri, di kantor presiden, Senin (09/03/2020).

Ia juga menepis adanya isu yang mengatakan bahwa ruang isolasi RSPI dan Persahabatan penuh. Menurutnya sampai saat ini kedua rumah sakit masih bisa menampung pasien yang harus di isolasi. Kata Yuri, pasien yang menggunakan ruangan isolasi tak hanya yang diduga terpapar virus corona melainkan pasien dengan penyakit menular lainnya. 

Sementara itu, Yuri juga menyampaikan perkembangan Pasien 01 dan 02 yang juga masih menjalani isolasi dan perawatan. Hasil pemeriksaan terbaru kedua pasien menyatakan masih positif Covid-19. Kondisi fisik keduanya juga dalam keadaan baik. Hanya saja, kata Yuri, kesehatan mental mereka terganggu karena tertekan dengan tersebarnya identitas mereka di masyarakat.

“Bahwa memang sekarang yang didominasi oleh pasien 01 dan 02 ini adalah beban psikologis. Akibat ID, identitasnya sudah terpublikasi beberapa saat yang lalu, ini menjadi pukulan berat secara psikologis mereka berdua, dan pemeriksaan yang kita dapatkan hasil pemeriksaan yang kita dapatkan dari spesimen kemaren. Padahal sudah masuk hari yang ke 7, masih positif juga. Oleh karena itu kita masih belum akan menyatakan untuk bisa melepaskan perawatannya,” kata Yuri.

Menurut Yuri, salah satu pemicu masih positifnya hasil PCR dan Genum dari kedua pasien tersebut, lantaran kondisi psikologi yang tertekan mempengaruhi sistem imunitas kedua pasien tersebut.

“Mereka agak tertekan dengan itu. Dan ini saya katakan dari awal bahwa faktor psikologis akan berpengaruh terhadap status imunitas seseorang.” Ujar Yuri.

 

Editor: Friska Kalia

  • COVID-19
  • virus corona
  • SARS-CoV-2
  • isolasi
  • suspect corona
  • Kementerian Kesehatan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!