BERITA
Surat Rakyat Kendeng untuk Presiden Jokowi (Bagian 3)
""Pak Presiden jangan pernah lupa ya pak, rakyat memang kecil-kecil, tapi apa-apa yang kami kerjakan menentukan hidup matinya bangsa dan negara kita ini.""
KBR, Jakarta- Petani pegunungan Kendeng, Jawa Tengah
melakukan aksi menyemen kaki di depan istana presiden. Aksi kedua
kalinya ini dilakukan lantaran kecewa pemerintah tak mematuhi putusan
Mahkamah Agung. Alih-alih menghentikan penambangan di perbukitan karst,
Pemprov malah menerbitkan izin baru bagi perusahaan Badan Usaha Milik
Negara, PT Semen Indonesia.
Berikut selengkapnya surat terbuka rakyat Kendeng untuk Presiden Joko Widodo;
Surat Rakyat Kendeng untuk Presiden Jokowi (Bagian 3)
Pak Presiden, kalau sikap sewenang-wenang dari para pejabat tinggi di
kantor-kantor yang sampeyan pimpin tidak sampeyan hentikan sekarang,
artinya pak Presiden mengingkari kewajiban dan tanggungjawab melindungi
warga-negara Republik Indonesia dan sumber kehidupannya sebagai petani
dari ancaman nyata, yaitu adanya operasi industri semen. Perusakan
dengan menambang bahan galian sampai menghasilkan semen tidak bisa
dipertemukan dengan cara hidup sehari-hari kami sejak nenek-kakek kami
sebagai wong tani, untuk menanam memelihara memanen bahan pangan yang
tak tergantikan pentingnya buat kami dan orang banyak.
Waktu mau coblosan pemilihan Presiden dulu, kami ini ya benar-benar
bangga mau punya Presiden yang merakyat, sederhana, yang tutur kata dan
sikapnya menunjukkan kedekatan dengan rakyat. Dalam beberapa tahun
terakhir ini, kami ya dibikin bingung, terutama oleh aparat dari yang
paling dekat dengan dusun kami, sampai ke kepala daerah, sampai-sampai
ke menteri- menteri, sampai ke pengurus kantor pak Presiden sendiri.
Anak-anak muda yang paling peduli dari desa-desa kami malah
ditakut-takuti, mau diperkarakan polisi, dicari-cari kesalahan
tindakannya. Tindakan kami membela negeri kami yang kami warisi dengan
kerja keras disalah-salahkan sebagai perbuatan tercela.
Sejak pamitan dengan orang-orang terkasih kami di dusun, sejak kami
berdoa bersama, ngomong langsung sama Gusti Allah sebelum berangkat ke
depan kantor pak Presiden, bukan perempuan bukan laki kami diam-diam
pada keluar air mata. Bukan karena ketakutan, bukan karena kami ini
sentimentil, tapi karena membayangkan anak-anak kami, akan mewarisi
hidup seperti apa mereka, kalau para pegawai yang diupah dengan uang
milik publik, menista mereka seperti layaknya memperlakukan hewan
melata.
Pak Presiden jangan pernah lupa ya pak, rakyat memang kecil-kecil,
tapi apa-apa yang kami kerjakan menentukan hidup matinya bangsa dan
negara kita ini.
Jakarta, 14 Maret 2017
Tertanda
Atas Nama Petani Pegunungan Kendeng
Joko Prianto (Rembang) - Sukinah (Rembang) - Suparmi (Rembang) Jumikan (Rembang) - Sudiri (Rembang) - Giyem (Pati) - Gunritno (Pati) - Darto (Pati) - Sariman (Pati) - Kumari (Blora) Darto (Grobogan) dan lain-lain.
- Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Rembang Joko Prianto
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!