BERITA

DPRD Kota Bogor Isyaratkan Larang Film Galih dan Ratna

DPRD Kota Bogor Isyaratkan Larang Film Galih dan Ratna


KBR, Bogor - Film berjudul 'Galih dan Ratna' terancam tidak bisa diputar di Kota Bogor. Hal itu lantaran adanya Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang melarang segala bentuk kegiatan disponsori oleh industri rokok.

Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Heri Cahyono meminta agar film garapan Lucky Kuswandi itu tidak ditayangkan di Kota Bogor, karena adanya unsur rokok yang mensponsori film 'Galih dan Ratna'.


"Ketika ini sudah jadi produk hukum (Perda KTR) jangan sampai ada yang melanggarnya. (DPR untuk tidak diputar?) Jangan, jangan disponsori oleh rokok. (Tapi sudah disponsori dan diiklankan?) Kita menyayangi hal itu, nanti kita akan minta keterangan wali kota," kata Heri Cahyono saat ditemui di DPRD Kota Bogor, Senin (6/3/2017).


Baca juga:


Heri menjelaskan, sejak penggodokannya, Perda KTR memang menimbulkan pro dan kontra. Namun akhirnya Perda ini disahkan pada 2009. Sejak saat itu ada beberapa even nasional yang diusir dari Kota Bogor lantaran disponsori industri rokok.


"Even badminton skala nasional saja kita larang. Kalau bisa film ini jangan, meski wali kota ikut main di film itu," jelasnya.


Film 'Galih dan Ratna' awalnya dibintangi Rano Karno dan Yessie Gusman pada tahun 1980-an dengan judul 'Gita Cinta dari SMA'. Karena kesuksesannya, film ini kembali digarap ulang (remake) dan tayang pada 2017.


Film garapan ulang 'Galih dan Ratna' diperankan Refal Hadi dan Sheryl Sheinafia. Tidak ketinggalan, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto ikut bermain dalam film yang disponsori salah satu industri rokok tersebut.

Berikut orbrolannya bareng Sutradara, Lucky Kuswandi, Sheryl Sheinafia (pemeran Ratna) dan Refal Hady (pemeran Galih) di #KBRPagi, Jumat(10/02/2017). 


Baca juga:


Editor: Agus Luqman 

  • Rokok
  • sponsor rokok
  • Kawasan Tanpa Rokok
  • Perda Kawasan Tanpa Rokok
  • Bogor
  • Jawa Barat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!