BERITA

Keterbukaan, Kunci Perencanaan Keuangan Keluarga

"KBR68H, Jakarta "

Keterbukaan, Kunci Perencanaan Keuangan Keluarga
perencanaan, keuangan, keluarga

KBR68H, Jakarta – Tidak sedikit keluarga yang salah merencanakan keuangannya. Kebanyakan dari mereka hanya memikirkan perencanaan jangka panjang, namun perencanaan jangka pendek sering kali terlupakan. Untuk itu dibutuhkan perencanaan keuangan yang matang dalam sebuah keluarga, terutama bagi para pasangan yang baru saja menginjak bahtera rumah tangga.

Pengelolaan keuangan paska menikah sangatlah penting bagi keluarga. Karena perencaan keuangan keluarga harus dilakukan sedini mungkin, keterbukaan dan transparansi pemasukan atau gaji dari pasangan dirasa sangat penting. Juga rincian pengeluaran secara terlulis. Konsultan keuangan dari Fahima Advisory Company, Dida Nurhaida mengatakan ini adalah landasan awal untuk memulai perencanaan keuangan dalam rumah tangga.

Untuk mencegah terjadinya konflik dalam rumah tangga karena masalah keuangan, kedua belah pihak juga harus memyepakati bagaimana pengelolaan keuangan itu senidri. Apakah nantinya suami harus menanggung 70% dari kebutuhan bulanan dan isteri 30% nya, ataukah seluruh pemasukan keuangan masuk ke dalam rekening bersama. Hal ini sangat perlu dibicarakan dengan seksama, supaya nantinya tidak timbul konflik. Kesepakatan ini tidaklah kaku, karena setiap pasangan dapat membuat kesepakatannya masing-masing sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Fauziah, yang juga Konsultan keuangan dari Fahima Advisory Company menerangkan jika memang kedua belah pihak berpenghasilan minim, maka perlu dialihat ulang untuk menghilangkan pengeluaran yang tidak diperlukan. Atau kesepakatan mencari penghasilan tambahan untuk memajukan perekonomian keluarga.

Pengeluaran Hutang Juga Perlu Dibahas

Alokasi pengeluaran jangka panjang dan pengeluaran sekarang perlu diseimbangkan, terutama untuk hutang. Jangan samapai nilai hutang dimiliki pasangan melebihi penghasilannya. Karena hal ini dapat menggangu stabilitas keuangan keluarga. “Idelanya hutang itu yang diambil hutang yang baik saja, seperti KPR atau kendaraan.” ujar Fauziah. Maksimal cicilan hutang perbulan hanya 30% dari penghasilan, dan tidak boleh lebih dari itu. Apalagi untuk hutang kartu kredit dan konsumsi yang dirasa tidak ada manfaatnya.

Utnuk mempersiapkan tabungan keluarga, pasangan juga perlu memikirkan jenis tabungan tersebut. Apakah tabungan tersebut ditujukan untuk hal-hal yang mendadak, masa menengah seperti sekolah atau melahirkan, dan masa mendatanag seperti hari tua. Pastinya tabungan-tabungan tersebut juga perlu dipilah-pilah. Untuk menyisihkan pemghasilan, kita membutuhkan minimal 10% dari penghasilan untuk dimasukan ke tabungan.

Pilihan menabung juga dapat dilakukan dengan investasi seperti reksadana, deposiito, ORI atupun dengan investasi emas. Dengan investasi ini dapat memimimalkan resiko dalam menabung. Namun memilih investasi juga perlu teliti, kita dapat melihat produk-produk investasi yang legal di Bapepam. “Ingat, jangan pernah percaya dengan investasi yang mengembor-gemborkan tidak ada resiko.” ujar Fauziah.

Untuk bertanya lebih lanjut mengenai konsultasi keuangan dapat langsung membuka [email protected] atau dapat juga langsung mention ke twitter @FahimaAdvisory 

  • perencanaan
  • keuangan
  • keluarga

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!