BERITA

Cegah Penyakit Lupus, Hidup Sehat, Olahraga dan Hindari Stres

"Jangan anggap remeh timbulnya ruam di sekitar pipi Anda. Bisa jadi, itu pertanda awal penyakit lupus. Para peneliti kesehatan menganggap penyakit lupus, mirip dengan penyakit kanker."

Cegah Penyakit Lupus, Hidup Sehat, Olahraga dan Hindari Stres
lupus, olahraga, stres

Jangan anggap remeh timbulnya ruam di sekitar pipi Anda. Bisa jadi, itu pertanda awal penyakit lupus. Para peneliti kesehatan menganggap penyakit lupus, mirip dengan penyakit kanker. Bahkan secara medis juga, penyakit ini masih abu-abu, alias masih belum jelas penyebabnya. Jika tak ditangani secara serius, bisa berefek buruk pada organ tubuh Anda. Bahkan bisa menyebabkan kematian.

Misalnya Eva, bekas penderita Lupus atau sering disebut Odapus (Orang dengan penyakit lupus) ini, menuturkan sejak tahun 1990 lalu, dirinya terserang lupus.  Saat itu usianya masih 14 tahun. Hemoglobin Eva sempat menurun hingga 4-6 g/dl.  Padahal jumlah Hemoglobin (Hb)  dalam darah normal  kurang lebih 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasa di sebut “100 persen “. Untuk menstabilkan Hbnya, Eva harus dibantu dengan obat-obatan kimia.  Eva pun di vonis terkena Lupus. Secara fisik, Eva sering merasa kelelahan, dan sensitif terkena matahari. Layaknya pasien pengidap anemia. Namun ternyata, tanda-tanda anemia Eva berasal dari Lupus.

Dokter dari RSCM, Alvina Wildani,menjelaskan Lupus adalah kelainan penyakit auto imun yang lebih dari 100. Penyakit auto imun sendiri, ditandai dengan diserangnya sel-sel tubuh lain oleh sel kekebalan tubuh kita sendiri.
 
“Yang seharusnyan dianggap teman malah dianggap musuh.” Kata Alvina.
 
Alvina menambahkan, penyakit ini bisa menyerang seluruh organ tubuh kita, mulai dari sel darah merah, sel darah putih, ginjal, otak dan organ tubuh lain. Keluhan pertama lupus adalah ruam-ruam di kulit, wajah dan seringkali nyeri sendiri. Derajatnya juga mulai dari ringan sampai ke berat.

Penyakit lupus sering menyerang perempuan, resikonya 9 kali lipat dibanding laki-laki. Pasalnya faktor hormonal perempuan lebih tinggi. Namun penyebab lupus sendiri belum pasti, tetapi ada peran kombinasi antara faktor genetik dan dikombinasikan dengan faktor hormonal,  dan faktor lingkungan.  Berbicara lupus bisa menular pada Bayi dalam kandungan ibunya, Alvina menuturkan, kelainan organ yang mungkin bisa terjadi, bukan lupusnya yang menurun. Biasanya antibodi ibu akan menyerang salah satu organ tubuh bayi, sehingga jika salah satu organnya terkena, misalnya pembentukan organ jantung,  Nantinya bayi tersebut lahir dengan kelainan jantung.

Supervisor dari Yayasan Lupus Indonesia , Tiara Savitri, mengatakan lupus terbagi dalam empat pengelompokan, yakni Early detection gejala dini lupus, dengan hasil laboratorium negatif.

Mild lupus, gejala dini lupus dengan hasil laboratorium positif, Severe lupus adanya organ tubuh spesifik yang sudah terinfeksi, dan Life threatening lupus, organ tubuh sudah menjadi sakit dan diagnosa yg berdiri sendiri.

Tanda-Tanda Lupus

Lupus sendiri bisa terdeteksi lewat gejala. Ada 17 gejala awal saat lupus bersemayam dalam tubuh  antara lain,  Sakit pada sendiri/tulang, Demam Berkepanjangan, Sering merasa cepat lelah dan Ruam pada kulit.

Tiara Savitri mengatakan,  apabila empat gejala tersebut timbul pada diri Anda, maka yang harus dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter. Dalam faktor genetik di Indonesia baru 7 persen yang terdeteksi. Meskipun belum diketahui penyebabnya secara pasti, pihaknya menghimbau masyarakat untuk senantiasa hidup sehat, olah raga dan menjauhi stres.

Sementara untuk lingkungan, masyarakat juga perlu menghindari rokok, dan minuman beralkohol. Pernah ada penelitian, yang merokok itu lebih dominan terkena lupus 1,5 kali lebih tinggi, yang memang dia sudah punya kerentanan karena faktor genetik. Stres juga pencentus lebih tinggi. Seringkali stres juga memapu menjadi pencetus dari penyakit lupus.

“biasanya pasien lupus yang sudah tenang, lebih bisa timbul karena stres.” Kata Alvina

Yayasan Lupus Indonesia juga melakukan pendampingan dari manajemen stres. Tiara Savitri mengatakan, pola hidup sehat seperti konsumsi buah sayur wajib tiga kali sehari, dan olah raga rutin. Mengelola stres dengan selalu berpikir positif dan memiliki kegiatan-kegiatan positif.

Eva sendiri lebih bisa menerima diri dan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Menghindari lupus, kata Eva lebih kepada tekad yang dimiliki diri sendiri, bertekad untuk menjalani pola hidup sehat dan positif thinking.

  • lupus
  • olahraga
  • stres

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!