BERITA

SDM Tertinggal, TNI AD Kuliahkan Para Prajurit ke Pascasarjana UGM

SDM Tertinggal, TNI AD Kuliahkan Para Prajurit ke Pascasarjana UGM

KBR, Yogyakarta – TNI Angkatan Darat (AD) menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di kalangan prajurit.

Melalui kerjasama itu, para prajurit yang lolos dan memenuhi syarat dapat menempuh pendidikan di UGM dengan 75 persen biaya ditanggung TNI. Program tersebut sudah digodok sejak Juni 2019 lalu.


Hingga saat ini, sudah ada 46 prajurit yang akan menempuh pendidikan Pascasarjana mulai Februari 2020.


“Kebutuhan peningkatan kualitas SDM di AD merupakan kebutuhan yang mendesak. Karena memang masanya. Kami butuh perwira, bintara, tamtama yang harus memiliki wawasan bagus, karena memang saat ini zamannya kompleks, “ kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Andika Perkasa di UGM, Jumat (10/1/2020).


Program sarjana bagi TNI sudah pernah diwajibkan pada tahun 1987-1989. Namun karena banyak yang tidak lulus, program tersebut dihentikan.


Tahun ini, program tersebut dihidupkan kembali dengan lima program studi Pascasarjana UGM sebagai tempat melanjutkan pendidikan.


“Mungkin dulu karena wajib, banyak yang setengah hati dalam kuliah, sehingga banyak yang tidak lulus,“ papar Andika.


Dari 46 prajurit yang akan menempuh pendidikan di UGM, empat orang mengambil pendidikan doktoral program Leadership dan Inovasi Kebijakan. Sedangkan 42 orang mengambil program Leadership dan Inovasi Kebijakan, Ketahanan Nasional, Hukum, FISIP, dan Cyber Security.


Ke 46 prajurit tersebut akan menempuh pendidikan selama satu tahun, dan tidak dibebas tugaskan dari jabatannya.


“Kualitas SDM di TNI AD sangat tertinggal dari personel di negara maju, dan bahkan di ASEAN. Singapura, Malaysia, dan Brunei kualitasnya personelnya sudah lebih bagus. Tugas utama TNI AD memang bertempur, tapi itu kan akan. Hari-hari kami lebih banyak menggeluti persoalan manajemen serta kebijakan publik di bidang hukum, “ jelas Andika.


Rektor UGM, Panut Mulyono menambahkan, saat ini UGM sedang mengembangkan kebijakan khusus yang berfokus pada program Pascasarjana berdasarkan riset. Dalam program ini kehadiran mahasiswa di kelas tidak lagi menjadi tuntutan utama.


“Prajurit TNI juga diminta untuk melakukan riset di daerah mereka, sambil menjalankan tugas utamanya sebagai prajurit, “ paparnya.


Panut berharap, program tersebut dapat melahirkan prajurti TNI AD yang memiliki pola pikir seperti para akademisi UGM dengan kualitas pengetahuan yang juga meningkat.


Editor: Agus Luqman 

  • kualitas SDM
  • TNI
  • UGM

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!