BERITA

Presiden Janji Stabilkan Harga Daging Ayam seperti Beras

Presiden Janji Stabilkan Harga Daging Ayam seperti Beras

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo berjanji akan menstabilkan harga daging ayam yang masih tinggi akibat terbatasnya pasokan pakan sejak awal Desember lalu.

Janji menstabilkan harga daging ayam ini diucapkan Presiden Jokowi, karena pemerintah berhasil menstabilkan harga beras dari Rp9.450 menjadi Rp8.500 di Pulau Jawa.


Stabilnya harga beras ini, kata Jokowi, karena Bulog telah mendistribusikan beras yang mereka miliki lewat operasi pasar di seluruh Indonesia yang jumlahnya mencapai 64 ribu ton beras per bulannya.


"Stabilitasi, lewat operasi pasar Bulog, saya kira mulai efektif. Biasanya kalau setiap Desember dan Januari naiknya pasti tinggi. Ini saya lihat stabil, beras medium juga tercukupi. Harganya tadi saya cek langsung Rp8.500. Memang di pasaran yang banyak kurang itu beras medium. Tapi kalau kalau lihat stoknya, saya lihat enggak ada masalah," kata Jokowi di Pasar Ngemplak, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (04/01/2018).


Presiden juga mengingatkan agar masyarakat mewaspadai kenaikan harga beras pada Januari dan Februari, karena panen raya akan terjadi di Maret 2019.


Saat ini, pemerintah sangat memperhatikan perkembangan harga beras, karena sangat berpengaruh pada laju inflasi. Kata Jokowi, ia telah memerintahkan Bulog menstabilkan harga beras yang kenaikannya hampir merata di seluruh Indonesia.


Misalnya harga beras di Tulungagung sebesar Rp8.500 per kilogram dan di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp9.450 per kilogram.


Sedangkan untuk menstabilkan harga daging, Presiden Jokowi akan mencarikan solusi agar pasokan pakan ternak kembali melimpah dan agar harga daging ayam bisa berangsur turun.


"Suplai jagung ke peternak yang kurang, sehingga pengaruhi harga daging ayam. Sekecil apa pun, harus diperhatikan, karena kita ingin mengendalikan harga-harga, menurunkan inflasi," kata Jokowi.


Bekas Gubernur DKI Jakarta ini mengakui, harga daging ayam dan beras termasuk pendorong inflasi. Kenaikan harga daging ayam tersebut disebabkan terbatasnya pasokan, mahalnya pakan ternak dan kebutuhan yang meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru.


Badan Pusat Statistik mencatat, inflasi pada Desember 2018 sebesar 0,62 persen, salah satunya disebabkan kenaikan harga telur dan daging ayam, serta beras.


Sepanjang 2018, terjadi inflasi sebesar 3,13 persen, atau di bawah target 3,5 persen.  Inflasi 2018 masih lebih baik dibanding tahun 2017, sebesar 3,61 persen.

Baca juga:

    <li><b><a href="https://kbr.id/NASIONAL/01-2019/telur_dan_daging_ayam_sumber_inflasi_desember_2018/98606.html">Telur dan Daging Ayam Sumber Inflasi Desember 2018</a></b></li>
    
    <li><b><a href="https://kbr.id/NASIONAL/12-2018/dirut_bulog__tak_ada_lagi_impor_beras_tahun_depan/98567.html">Dirut Bulog: Tak Ada Lagi Impor Beras Tahun Depan&nbsp;</a><span id="pastemarkerend"></span></b></li></ul>
    


    Editor: Kurniati

  • Presiden Jokowi
  • Inflasi
  • daging ayam
  • beras
  • Bulog
  • Tulungagung
  • Jawa Timur

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!