HEADLINE

Bocorkan Pertanyaan Debat, KPU: Jaga Martabat Paslon

""Ditanya hal-hal yang sangat-sangat teknis, sangat tidak penting tapi itu tujuannya hanya untuk menjatuhkan,""

Bocorkan Pertanyaan Debat, KPU: Jaga Martabat Paslon
Petugas KPU menyiapkan peralatan untuk acara Validasi dan Persetujuan Surat Suara Anggota DPR, Presiden dan Wakil Presiden di kantor Pusat KPU, Jakarta, Jumat (4/1/2019). (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Komisi Pemilihan Umum (KPU)  beralasan menyampaikan terlebih dahulu pertanyaan terhadap empat tema yang akan diserahkan kepada kedua pasangan calon presiden karena menerima masukan dari tim kampanye keduanya. Ketua KPU Arief Budiman beralasan, agar tidak ada paslon yang dipermalukan atau diserang akibat persoalan pertanyaan yang sangat teknis, dan tidak substantif.

"Kami ingin martabat pasangan calon presiden dan wakil presiden ini harus dijaga bersama dari persoalan-persoalan yang sangat teknis gitu, karena pengalaman di banyak tempat ini juga terjadi. Ditanya hal-hal yang sangat-sangat teknis, sangat tidak penting tapi, itu tujuannya hanya untuk menjatuhkan," kata Ketua KPU Arief Budiman, di Gedung KPU RI, Jakarta, Senin, (07/01/2019).


Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa tujuan utama debat  menyampaikan visi dan misi program kepada masyarakat.


"Sehingga masyarakat tahu paham dan menggunakan referensi itu sebagai cara dia untuk menentukan pilihannya. Kalau itu tidak tersampaikan dengan baik, tujuan utama kampanye tidak tercapai." ujarnya.


Dalam debat calon, KPU akan menguji kompetensi, dan kapabilitas pasangan calon dalam  enam segmen.


"Tetapi dua segmen itu juga menjawab pertanyaan yang tertutup, masing-masing paslon tidak tahu apa yang akan ditanyakan. Paslon 01 bertanya kepada paslon 02, paslon 02 bertanya kepada paslon 01 dan akan saling menanggapi. Jadi, harapan publik terkait dengan pertanyaan yang tertutup itu masih disajikan masih tersedia di dalam debat ini," pungkasnya.


KPU balik mempermasalahkan anggota koalisi yang mempersoalkan hal tersebut. Menurut Anggota KPU Pramono Ubaid,  keputusan terkait soal yang akan diberikan sebelum debat, sudah diputuskan bersama perwakilan tim kampanye yang hadir. Seharusnya perwakilan tim tersebut bisa  menjelaskan ke koalisi, dan kepada juru bicara tim koalisi, serta kepada konstituen.


"Menjelaskan kenapa kesepakatan ini diambil, argumennya apa, dan apa kelebihan dan kekurangannya. Itu jadi tanggung jawab masing-masing tim kampanye yang menghadiri rapat. Karena mereka datang dalam rapat itu, menggunakan atau mendapat mandat resmi dari paslon," kata Anggota KPU Pramono Ubaid, di Gedung KPU RI, Jakarta, Senin (7/1/2019).


Pramono melanjutkan, bahwa pada saat rapat persoalan debat tidak ada komentar atau protes terkait soal debat yang diberikan.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin Ace Hasan Syadzily mengamini pernyataan KPU. 

"Seharusnya tidak di persoalkan, kenapa? Karena itu kesepakatan bersama. Ini kan seperti punya niat yang tidak baik. Seakan-akan menyepakati di dalam forum rapat untuk menentukan metode dan mekanisme debat, tetapi diluaran berbeda" kata Ace Hasan saat ditemui di DPR, Jakarta, Senin (07/01/2019).


Ace menambahkan kesepakatan adanya bocoran atau kisi-kisi pertanyaan juga bertujuan agar debat berlangsung lebih elaboratif dan tidak bersifat monopolitik.

Tanggapan berbeda disampaikan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Menurut  Juru Bicara  Andre Rosiade  daftar pertanyaan yang akan diberikan KPU sepekan sebelum debat Capres  mengurangi orisinalitas jawaban. Kata dia, seharusnya jawaban para kandidat  spontan dan orisinal, bukan sekadar menghafal atau membawa contekan jawaban yang telah dipersiapkan.

Andre mengatakan, KPU seharusnya melarang kandidat membawa kertas berisi jawaban pada debat nanti.

"Ya kan di KPU begitu selalu. Kita menolakpun juga repot karena ya ada TKN (Tim Kampanye Nasional) nomer 1 ini kan  selalu ngotot. Makanya saja usulkan gini saja, lebih baik seluruh kandidat gak usah bawa kertas, ga boleh bawa contekan. Kalaupun daftar pertanyaan tetap akan diberikan, seluruh kandidat gak boleh bawa jawaban, biar kerja dikit lah, biar sedikit lebih kerja" kata Andre kepada KBR.


Menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni,  debat merupakan metode dalam pelaksanaan kampanye untuk menguji visi misi dan program paslon secara spontan dan natural namun orisinil. 


"Ketika pertanyaan itu sudah disampaikan kepada para pasangan calon sebelum hari H, maka respon autentik dan juga orisinal dari para pasangan calon, itu kan agak sulit ditangkap. Karena memang para pasangan calon,  sudah mempersiapkan diri menjawab poin-poin yang sudah diberikan. Penting untuk menyimpan pertanyaan debat, karena dengan pertanyaan debat yang disampaikan pada hari H, seketika kita akan bisa melihat publik luas orisinalitas dan penguasaan (paslon)." kata Titi saat dihubungi KBR, Senin (7/1/2019).


Titi juga menilai dengan mekanisme itu, paslon akan lebih mudah memahami materi debat. Kata dia, respon natural paslon terhadap sebuah situasi atau peristiwa itu cenderung tidak akan didapat publik, lantaran adanya mekanisme bocoran pertanyaan debat itu.


"Interaksi otentik dan orisinil itu yang akan sulit didapat, kalau mekanisme debatnya membiarkan membuat pertanyaan debat itu diketahui lebih awal oleh para paslon," terang Titi.


Titi juga menambahkan dalam mekanisme baru tentang bocoran ini juga terdapat sisi positif yakni di dalam konteks paslon telah memahami pertanyaan-pertanyaan, sehingga publik lebih bisa mengukur janji-janji yang di tawarkan.


"ketika mereka terpilih apa parameter kita untuk menagih janji itu lebih konkret bisa lebih spesifik."  Tutupnya.

Editor: Rony Sitanggang

 

  • debat capres
  • Tema Debat Perdana
  • Jokowi-Maruf Amin
  • Prabowo-Sandi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!