BERITA

Semua Orang Boleh Memiliki Gus Dur, Kecuali Kubu Muhaimin Iskandar

"KBR68H, Jakarta - Empat tahun lalu, bekas Presiden Abdurrahman Wahid, seorang tokoh besar bangsa meninggalkan kita. Seorang negarawan, seorang kiai, seorang pemikir de"

Gun Gun Gunawan

Inayah Wulandari Wahid putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur membacakan puisi pada Ha
gus dur, haul, muhaimin iskandar

KBR68H, Jakarta - Empat tahun lalu, bekas Presiden Abdurrahman Wahid, seorang tokoh besar bangsa meninggalkan kita. Seorang negarawan, seorang kiai, seorang pemikir dengan segudang gagasan.  Terutama gagasan tentang kebhinnekaan dan kebangsaan, terutama semangat pluralisme.

Warisan pemikiran Gus Dur terpencar-pencar di berbagai tempat, mulai dari buku, catatan, hingga rekaman dialog. Oleh para murid-murid dan pengikut Gus Dur, pemikiran Gus Dur dirangkum menjadi sembilan pokok pikiran: ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, kesatriaan, persaudaraan, dan kearifan lokal.

Sosok Gus Dur rupanya masih teringat di benak Wawan Wiratma, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN). Umat Konghucu disebut-sebut paling diuntungkan dengan terpilihnya Gus Dur menjadi presiden pada 1999. Sejak itu umat Konghucu dan Tiong Hoa dapat mengekspresikan nilai budaya dan keagamaan mereka di ruang publik. Namun demikian, menurut Wawan pihaknya bukanlah satu-satunya yang diuntungkan oleh Gus Dur. “Seluruh orang Indonesia beruntung karena Gus Dur jadi presiden,” kata dia.

Dia mengaku sangat terharu saat Gus Dur turut memperingati hari raya Imlek bersama umat Konghucu. “Beliau presiden pertama yang melakukan itu,” kata Wawan. Saat menjadi presiden, Gus Dur mencabut Inpres no 14 tahun 1964 dan menggantinya dengan Kepres no 6 tahun 2000.

Lewat Inpres 14 tahun 1967 selain hak sipil budaya Cina, hak keagamaan masyarakat Tionghoa juga diberangus karena agama Konghucu dari Cina. “Kalau Gus Dur tidak jadi presiden mungkin hak sipil kami masih terenggut hingga saat ini,” ujarnya.

Sejak era Gus Dur, menurut Wawan jalan bagi kaum Tionghoa di kancah politik bahkan terbuka. “Kita lihat Ahok contohnya,” ujar Wawan. DIa juga menilai sudah cukup banyak tokoh muda yang mencontoh sang kiai meski tidak sampai seratus persen. Bahkan menurutnya para calon penerus Gus Dur bukan hanya dari kalangan Nahdatul Ulama atau umat Islam. Menurutnya, butuh setidaknya tiga hal untuk menjadi sosok seperti Gus Dur.

“Pertama adalah keberanian, Cinta Kasih, dan Kebijaksanaan,” ujarnya.

Menurutnya penerus Gus Dur sangat diperlukan unutk meneruskan perjuangan sang kiai. “Pasca kepergian Gus Dur masih ada kendala bagi kami. Agama Konghucu hingga saat ini belum diajarkan di sekolah-sekolah,” kata Wawan.
Anak bungsu dari sang kiai, Inayah Wahid punya cerita sendiri soal ayahnya itu. Menurut Inayah, apresiasi masyarakat terhadap pemikiran mendiang ayahnya itu masih sanagt besar. “Bulan Desember hingga januari bisa disebut bulannya Gus Dur,” kata Inayah.

Musababnya, saban tahun, para simpatisan Gus Dur tahu yang biasa disapa GUSDURian ramai-ramai merayakan Haul Gus Dur di berbagai kota. “Satu kota bisa ada dua haul,” lanjut Inayah menambahkan.

Inayah menambahkan, untuk haul kali ini dia mengambil tema “Keihklasan”. Tema tersebut kata dia diambil bukan tanpa perhitungan. “Jelang tahun politik 2014 keihklasan tokoh negara kita diuji. Jangan hanya blusukan tapi minta suara banyak nanti di Pemilu,” ujar putri bungsu Gus Dur itu. Namun demikian, dia juga mempersilahkan tiap GUSDURian di berbagai kota mengangkat temanya masing masing.

Soal banyaknya pihak yang simpati terhadap sang ayah, Inayah mengaku tak ambil pusing. “Keluarga kami tidak memonopoli Gus Dur. Semua orang boleh memiliki Gus Dur. Kecuali kubu Muhaimin Iskandar,” tegas Inayah. Dia berharap Gusdurian dapat melestarikan buah pemikiran sang ayah akan keberagaman, kedamaian, serta saling menghormati di nusantara.

Buah pemikiran sang ayah tidak datang begitu saja. Menurut Inayah, Gus Dur mendapatkan pengetahun dari berbagai hal mulai dari buku, film, bahkan dari interaksi dengan orang-oroang di perjalanannya. Inayah mengklaim sang ayah sudah melahap buku Das Kapital-nya Karl Marx sejak belia. “Gus Dur bahkan sempat tinggal kelas karena kebanyakan nonton,” ucap Inayah. Dia menambahkan, sang ayah bahkan pernah bertemu dengan orang Yahudi dalam suatu perjalanannya. “Saat itulah beliau sadar bahwa tidak ada bedanya orang yahudi dengan kita,” imbuh Inayah.

Sosok Gus dur bagi sebagian orang boleh saja dinilai positif. Namun tidak sedikit yang mencela ideology sang kiai. Gus Dur dinilai liberal terutama soal agama. Meski terkesan tidak membela Islam, menurut Inayah Gus Dur sangat membela Islam. “Gus Dur memikirkan minoritas umat Islam di negara lain,” jelas Inayah. Satu keutamaan dari sang ayah menurut Inayah adalah keberaniannya meminta maaf. “Beliau tidak takut minta maaf bahkan pada anaknya,” ujar Inayah. Selain itu kata Inayah, Gus Dur juga bisa menertawai diri sendiri.

Editor: Doddy Rosadi

  • gus dur
  • haul
  • muhaimin iskandar

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!