BERITA

Mengatasi Banjir dengan Waduk

"Pemerintah akan mulai bangun 23 waduk di seluruh Indonesia tahun ini."

Evelyn Falanta

Mengatasi Banjir dengan Waduk
Banjir, waduk

KBR68H - Sebagian wilayah Indonesia tengah didera masalah banjir, termasuk Jakarta. Pemerintah Jakarta tengah berbenah mengendalikan banjir di ibukota. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tengah gencar membenahi banjir dengan membangun 9 waduk. Sampai tahun ini, sudah ada 3 waduk baru yang dibangun.


Yang berjuang mengatasi banjir bukan hanya Pemda Jakarta, tapi juga pemerintah pusat. Kementerian Pekerjaan Umum ikut ambil bagian dalam menangani persoalan ini. Tahun ini, Kementerin PU akan mulai membangun 23 waduk di seluruh Indonesia.


"Waduk yang akan kita bangun ini bukan saja untuk mengatasi banjir tapi juga bagian dari target kita untuk menampung persediaan air," tutur Direktur Penatagunaan Sumber Daya Air Kementerian PU, Arie Setiadi Moerwanto dalam perbincangan Bumi Kita di KBR68H. 


Dalam catatan pemerintah saat ini Indonesia hanya memiliki tampungan air sebesar 60 meter kubik per kapita/tahun. Menurut Arie, persediaan air yang dimiliki Indonesia masih jauh dari batas kewajaran. Kata dia, idealnya suatu negara memiliki 1200 meter kubik per kapita/ tahun tampungan airnya.


"Itu berarti negara kita sangat rentan. Cina saja sudah sampai 2000 meter kubik per tahun tampungan airnya. Jadi pembangunan waduk ini bukan hanya untuk menangani banjir saja," jelasnya.


Pemerintah menargetkan pembangunan 23 waduk itu bisa dilakukan dalam 5 tahun mendatang. Pada tahap awal pemerintah bakal membangun waduk Ciawi dan Sukamahini. Nantinya, waduk itu lebih berfungsi untuk mengendalikan debit air serta menjadi tempat penampungan air di musim hujan. Tak hanya itu, pemerintah juga berencana merestorasi semua waduk yang ada.


"Sungai sekarang sudah banyak sedimennya, jadi kita keruk semua dan kita keluarkan sedimennya supaya bisa menampung dan merendam puncak-puncak banjir," tambah Arie.


Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna mendorong pemerintah untuk lebih fokus membangun waduk segera. Kata dia, seringkali pembangunan waduk yang sudah direncanakan dalam setahun ini terhalang oleh masalah pembebasan lahan.


Yayat mengingatkan kalau pembangunan waduk akan memangkas lahan-lahan pertanian yang ada. Jangan lupa, luas lahan pertanian di Indonesia kian menyusut. Penyebabnya adalah jumlah pertumbuhan penduduk sehingga masyarakat membutuhkan permukiman yang lebih besar. Tak heran bila lahan pertanian menjadi korban pemangkasan untuk membangun mall dan perumahan.


"Membangun waduk juga tentu memakan lahan. Makanya, memang harus ada sinergi dari pemerintah. Dalam hal ini, Kementerian PU berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian. Nanti Kementerian PU yang bertanggungjawab terhadap pemeliharaan waduk sedangkan Kementerian Pertanian yang mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan," jelasnya.


Menurut Yayat, kerjasama dalam membangun wadah-wadah penampungan air ini sangat diperlukan. Pemerintah juga sebaiknya tidak asal sembarang memberikan izin membangun. Pembangunan gedung-gedung mall inilah yang kerap kali lebih mudah diberikan pembebasan lahan serta izin membangunnya. Ini membuat kondisi tanah kian merosot bahkan menyedot air tanah lebih banyak.


Direktur SDA Kementerian PU, Arie Setiadi Moerwanto menjelaskan saat ini pemerintah tengah mengaudit tata ruang lahan. Pasalnya, hanya ada 60 persen lahan irigasi yang dilindungi oleh tata ruang, sedangkan 40 persen tidak dibawah naungan tata ruang sehingga dipakai untuk kepentingan lin.


"Kami sudah duduk bersama dengan Direktorat Jendral tata ruang dan akan turun ke provinsi dan kabupaten," kata Arie.


Nantinya, rencana pembangunan waduk itu juga akan terintegrasi dengan ketahanan pangan serta energi. Diharapkan pembangunan waduk ini tak hanya mengendalikan banjir tapi juga membangkitkan energi listrik serta food security.


Pengamat Tata kota Yayat Supriyatna menambahkan untuk mengatasi banjir pemerintah tak hanya harus membangun waduk saja. "Jadi, waduknya dibangun tapi juga manajeman drainasenya ikut diperbaiki. Setiap waduk itu kan melayani tangkapan airnya di masing-masing daerah, maka perlu pemetaan waduk yang jelas," imbuhnya.


  • Banjir
  • waduk

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!