CERITA

India Dilanda Wabah Demam Berdarah Terburuk

Spanduk cara mencegah Demam Berdarah dipasang di berbagai tempat di New Delhi. (Foto: Bismillah Geel
Spanduk cara mencegah Demam Berdarah dipasang di berbagai tempat di New Delhi. (Foto: Bismillah Geelani)

Meena Devi pindah ke Dehli untuk menemani putranya Sachin yang berusia 27 tahun. Sachin ingin ibunya tinggal bersamanya agar bisa merawat sang ibu. Tapi kebahagiaan anak dan ibu ini tak berlangsung lama... Sachin meninggal akibat demam berdarah.

“Dia bahagia dan sehat-sehat saja. Tapi suatu hari dia tiba-tiba mengeluh demam. Saya membawanya ke rumah sakit dan dokter memberinya obat dan mengatakan dia akan sembuh. Tapi demamnya tidak turun-turun. Lalu dia mulai mengalami rasa sakit di perut dan tidak bisa bergerak. Para dokter tidak membolehkan saya menunggui dia dan besoknya dia meninggal. Saya kehilangan dia, saya kehilangan anak saya, yang seharusnya menjaga saya di usia tua. Saya tidak bisa hidup tanpa dia,” kisah Meena Devi.

Menurut data pemerintah hampir 5000 orang sudah terserang demam berdarah dan lebih dari 30 pasien meninggal dunia. Tapi bekas Menteri Kesehatan Kiran Walia yakin angka sebenarnya jauh lebih tinggi.

“Jika Anda hanya mengambil angka yang disebutkan para dokter swasta dan rumah jompo saja, masing-masih sudah menangani lebih dari seribu pasien. Jadi jelas angka yang diberikan pemerintah benar-benar menyesatkan,” ungkap Kiran Walia.

Demam berdarah adalah demam yang disebabkan oleh virus dengue. Diperkirakan 50-100 juta infeksi dengue terjadi secara global setiap tahunnya. Sekitar 70 persen dari kasus tersebut ditemukan di Asia dan setengah dari jumlah itu terjadi di India.

Menurut praktisi kesehatan wabah demam berdarah yang terjadi saat ini adalah yang terburuk di New Delhi.

“Dari pengalaman pribadi saya, virus penyebab demam berdarah kali ini sangat agresif. Ini keturunan yang berbeda dari yang biasanya dan angka kematiannya sangat tinggi. Lonjakan pasien yang datang jauh lebih besar dari yang kami prediksi,” jelas Shalini Pandey, seorang dokter anak.

Rumah sakit penuh sesak. Pemerintah pun menyediakan ratusan tempat tidur tambahan di setiap rumah sakit.

Tapi di kebanyakan rumah sakit, beberapa pasien harus berbagi tempat tidur tunggal atau dirawat di lantai.

Dokter mengatakan kurangnya kesadaran tentang penyakit ini menciptakan kepanikan di antara masyarakat dan akibatnya rumah sakit kewalahan.

MC Mishra adalah direktur Institut Ilmu Kedokteran India yang berada di New Delhi. “Kami menerima banyak pasien di bagian gawat darurat. Setiap pasien demam berdarah tidak perlu mendaftar di rumah sakit. "

Pemerintah membatalkan cuti semua dokter dan staf paramedis. Dan meminta rumah sakit untuk tidak mengabaikan setiap pasien demam berdarah. Rumah sakit pemerintah bahkan menggratiskan biaya cek darah bagi pasien DB. 

Gubernur New Delhi, Arvind Kejrival mengatakan mereka akan melakukan yang terbaik untuk menangani keadaan darurat ini.

“Ini situasi yang sulit dan pemerintah Delhi, semua menteri dan pejabat termasuk saya, melakukan segala kemungkinan untuk melawan penyakit mematikan ini. Kami semua siap setiap saat untuk membantu masyarakat dengan cara apapun,” tekad Arvind Kejrival.

Tapi banyak yang mengatakan itu sedikit terlambat. Sanjay Bagga adalah bekas anggota dewan medis India.

“Ini adalah sesuatu yang kita tahu akan terjadi. Kami tidak melihat ada persiapan seperti membersihkan saluran air yang terbuka atau menutup galian jalan. Setengah jalanan di Delhi itu ada galiannya. Ini membuat saluran air tersumbat dan sanitasi jadi berantakan. Kita hanya melihat puncak gunung es; kita hanya melihat manifestasi eksternal tapi tidak mengatasi penyebab dari penyakit ini,” tutur Sanjay Bagga.

 

  • Bismillah Geelani
  • Wabah demam berdarah India

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!