UANG BICARA
"Doom spending menjadi buzz word di tahun 2024, perilaku berbelanja ini mengedepankan emosi, jika terus dilakukan dapat merugikan keuangan pribadi. "
KBR, Jakarta – Istilah doom spending menjadi salah satu buzzword di 2024. Istilah ini merujuk pada perilaku belanja berlebihan, tanpa menimbang konsekuensinya, dan cenderung tidak rasional.
Menurut certified financial planner, Ghita Argasasmita, perilaku doom spending dipicu frustasi, salah satunya karena berada di kondisi ekonomi tak menentu.
“Merasa kalau informasi-informasi di luar sana tentang keadaan ekonomi, tentang harga-harga rumah, kok enggak masuk akal ya? kok kayaknya saya tuh enggak akan bisa meraih hal tersebut,” terang Ghita.
Saat merasa tidak berdaya karena tekanan eksternal, Ghita mengatakan, orang cenderung mencari pengalihan dan kontrol terhadap hal-hal di sekitarnya. Misalnya, dengan jor-joran belanja apa saja yang bisa dibeli atau affordable joy.
“Dibandingkan saya harus nabung, harus berinvestasi ngejar si rumah, mendingan saya beliin 3x nabung 3 bulan atau 2x nabung 2 bulan udah bisa kebeli Labubu. Sehingga memilih untuk menolak kenyataan,” katanya.
Baca Juga:
Ghita Argasasmita CFP menyebut doom spending didorong oleh keadaan psikologis seseorang yang merasa tertekan. (Foto: Dok Pribadi)
Ingin terhindar dari doom spending? Ghita menyarankan agar mengukur kemampuan finansial masing-masing, hindari membandingkan diri dengan orang lain.
“Saya tuh gajinya segini. Kira-kira dengan kemampuan atau dengan gaji segini, saya tuh bisa hidup di standar hidup berapa?,” tutur Ghita.
Setelah menghitung kemampuan diri, jangan lupa untuk selalu memantau pengeluaran. Pengeluaran harus dicatat, tetapi, jika merasa itu sulit, buatlah perencanaan keuangan yang detail dan ikuti bujet yang sudah dibuat.
“Ketika terima uang, itu langsung tuh dibedah. Langsung dibagi-bagi. Aku selalu bilang kalau pemisahan rekening itu adalah hal yang penting banget,” katanya.
Ghita mengatakan, orang bisa melakukan doom spending saat tak punya motivasi dan tujuan menabung, buatlah pos saving yang terukur lalu mulai untuk mengalokasikan dana untuk ditabung.
“Penting banget untuk lihat lagi ke diri sendiri. Kemampuan saya berapa, kemudian menyadari mimpi-mimpi harus diwujudkan dan dideskripsikan secara jelas sehingga kamu tuh punya target,” tutup Ghita.
Dengarkan obrolan lengkap Puri Anindita Bersama Certified Financial Planner Ghita Argasasmita di Uang Bicara episode Berkelit dari Bujuk Rayu Doom Spending di KBR Prime, Spotify, Noice, dan platform mendengarkan podcast lainnya.