ARTIKEL PODCAST
"Butuh strategi cermat agar utang kartu kredit cepat lunas. Praktisi literasi keuangan, Ayu Sara Herlia membagikan pengalamannya."
<iframe style="border-radius:12px" src="https://open.spotify.com/embed/episode/6biCftTwamMMPK5olGAqjR?utm_source=generator&theme=0" width="100%" height="152" frameborder="0" allowfullscreen="" allow="autoplay; clipboard-write; encrypted-media; fullscreen; picture-in-picture" loading="lazy"></iframe>
KBR, Jakarta - Kartu kredit bisa mempermudah pembayaran tagihan bulanan seperti listrik, telepon, hingga urusan bisnis. Sayangnya, jika penggunaannya tidak bijak, kartu kredit malah bisa memicu perilaku konsumtif. Ujungnya utang menggendut, terancam dapat skor buruk, dan terganjal ketika ingin mengajukan cicilan.
Praktisi literasi keuangan, Ayu Sara Herlia pernah merasakan pengalaman pahit terjebak utang kartu kredit. Pada 2019, identitas Sara dipakai rekannya untuk meminjam uang di bank, salah satunya dengan kartu kredit. Sara akhirnya harus menanggung utang itu.
“Aku merasa sebagai orang yang terbodoh sedunia,” ujar Sara.
Sara sempat bingung bagaimana cara melunasi utang kartu kredit tersebut. Ia mendapatkan banyak saran di internet dan menerapkannya satu persatu.
“Aku pikir, okelah bayar aja minimum payment biar aku bisa survive. Sudah satu tahun nih, gue nge-rasa kok enggak lunas-lunas? Ternyata ada bunga berbunga, ada compound interest-nya,” ujar Sara.
Sara mencontohkan, utang Rp15 juta dan minimum payment 5%, maka butuh waktu lebih dari 15 tahun untuk melunasi. Sarannya: cicillah melebihi minimum payment agar utang cepat lunas.
“Kalau tahu dari awal bahwa utang kartu kredit itu harus dibayar berapapun lah, tambah-in gitu, mungkin udah bisa lebih dekat menuju lunas,” sebut Sara.
Baca juga:
Praktisi literasi keuangan, Ayu Sara Herlia mengatakan utang kartu kredit mesti diprioritaskan untuk segera dilunasi jika dibandingkan dengan utang-utang lain, seperti KTA, KPR, dan leasing. (Foto: Dok pribadi)
Bagi nasabah yang punya lebih dari satu utang, misalnya kartu kredit ditambah KTA, KPR, dan leasing, prioritaskanlah utang kartu kredit terlebih dahulu. Sebab, utang-utang lain sifatnya tetap, tidak revolving.
“Untuk utang KTA, aku ikhlas-in aja karena jumlah cicilannya masih predictable dengan gajiku. Yang enggak bisa diprediksi adalah ini si utang kartu kredit. Kalau gue enggak habis-in, dia akan menghabisi gaji aku,” imbuhnya.
Sara bilang, pinjaman online (pinjol) dan paylater bisa menjadi solusi pembayaran sementara. Namun, waspadai bunga hariannya. Selain itu, bunga pinjol dan paylater, punya perhitungan rumit.
“Bunga per hari tuh compound lho. Jadi buat yang berpikir bunga 0,1% per hari sama kayak 0,1 dikali 30, enggak seperti itu ya,” papar Sara.
Sara membagi cerita perjalanannya melunasi utang kartu kredit di Instagram-nya @mamaber.Uang. Ternyata banyak follower-nya yang punya pengalaman serupa. Sara lantas tergerak membuat konten edukasi finansial.
“Ya udahlah aku jadi mama beruang aja, mama-mama online yang ngomel-ngomelin kalian kalau mau belanja enggak penting pakai paylater,” katanya.
Dengarkan Uang Bicara episode Strategi Lunasi Utang Kartu Kredit ala Ayu Sara mamaber.UANG bersama di KBR Prime, Spotify, Noice, dan platform mendengarkan podcast lainnya.