Podcast Diskusi Psikologi

ARTIKEL PODCAST

Story of Gery, Penyintas Skizofrenia Melawan Stigma

"Dukung atau Senyum Aja Cukup Kok!"

Mutiara Maharini ngobrolin pengalaman Gery Christian sebagai penyintas skizofrenia.

KBR, Jakarta- Di episode kali ini, podcast Disko (Diskusi Psikologi) kedatangan Gery Christian Laurensius Hasugian. Gery adalah seorang penyintas skizofrenia sekaligus salah satu staf Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI).

Gery mengatakan masih ada banyak kesalahpahaman masyarakat soal skizorenia. Kata Gery, teman-temannya kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, sampai diskriminasi.

"Itu benar-benar menyakitkan, sangat-sangat. Saya berprinsip aneh-aneh lah karena waham (delusi) saya. Orang-orang bilang, orang stres tuh, orang gak beres, orang gila." cerita Gery dalam Podcast Disko "Diskusi Psikologi".

Padahal, salah satu faktor dirinya bisa bangkit dan sedikit demi sedikit mengatasi gangguan mentalnya. Ya karena dukungan dari orang-orang disekitar.

"Support system paling kuat saya adalah ibu saya sendiri. Ibu saya menyuruh saya membaca komik atau hal-hal yang ringan. Saya mengikuti sampai hari ini. Ketika saya ke dokter, disarankan untuk mengikuti komunitas, biar ada teman bercerita," ungkapnya.

Gery meminta, masyarakat cukup tersenyum Ketimbang mencemooh atau berbuat tidak menyenangkan kepada orang-orang dengan skizofrenia.

Podcast Diskusi Psikologi

Gery Christian membagikan kisahnya sebagai penyintas skizofrenia.

Psikolog klinis di Personal Growth, Mutiara Maharini mengungkap pentingnya dukungan sosial terhadap teman-teman dengan skizofrenia.

"Orang dengan masalah kesehatan mental sehari-hari aja, itu butuh banget mendapat dukungan psikososial. Apalagi orang yang tengah mengalami skizofrenia. Justru kita perlu membantu dengan mendukung. Bukannya mempersulit."

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018, menunjukkan, prevalensi skizofrenia/psikosis di Indonesia sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga. Artinya, dari 1.000 rumah tangga terdapat 6,7 rumah tangga yang mempunyai anggota rumah tangga (ART) pengidap skizofrenia/psikosis.

Baca juga:

Gimana Cerita Praktisi Psikologi yang Dampingi Atlet?

Cerpen Bertema Mental Health Lagi Ngetrend

Tren Konseling ke Psikolog Online, Efektif?

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2016 menyebut skizofrenia sebagai kondisi mental kronis dan serius yang memengaruhi sekitar 21 juta orang di dunia.

Apa itu Skizofrenia? Menurut laman Kementerian Kesehatan, Skizofrenia ditandai dengan distorsi pikiran, perspesi, emosi, bahasa, dan perilaku. Skizofrenia di tandai dengan adanya halusinasi penglihatan, pendengaran, atau merasakan sesuatu yang tidak ada. Skizofrenia dapat tangani dengan penggunaan obat-obatan dan dukungan psikososial.

Konten ini dibuat oleh KBR Media dengan pendanaan dari Social Impact Reporting Initiative Project WAN IFRA Women in News, berdasarkan kebijakan dan panduan editorial KBR Media, dengan tetap mempertahankan independensi editorial KBR Media.

Kalian bisa dengarkan keseluruhan cerita Gery, seorang penyintas skizofrenia di podcast Diskusi Psikologi (Disko) di link berikut: