NUSANTARA

Ribuan Anak di Pedalaman Aceh Alami Stunting

"Minimnya kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan sebabkan ribuan anak terkena stunting"

Erwin Jalaludin

Ribuan Anak di Pedalaman Aceh Alami Stunting
Pemerintah kota Bogor lakukan imunisasi dan penyuluhan untuk mencegah stunting. (12/02/2022), Foto: Antara

KBR, Aceh– Sebanyak 2.228 anak pedalaman di Kabupaten Aceh Utara, mengalami stunting atau tengkes, akibat kurangnya masyarakat menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kabupaten Aceh Utara, Samsul Bahri mengatakan, kasus stunting paling banyak ditemukan di kawasan kecamatan pedalaman seperti Paya Bakong, Syamtalira Aron, Nisam Antara, dan Pirak Timu.

”Stunting ini ada 2 penyebab, yaitu penyebab sensitif dan penyebab spesifik. Penyebab spesifiknya seperti cakupan pelayanan kesehatan, mulai anak itu tidak diimunisasi, anak itu tidak diberikan asi eksklusif, kemudian saat hamil tidak diperiksa sesuai standar, ” kata Samsul Bahri menjawab KBR, Senin (12/09/2022).

Samsul menambahkan, saat ini pihaknya tengah gencar melakukan program Gizi Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA). Dalam rangka menekan angka stunting di Aceh Utara ini, pihaknya akan memberi obat penambah darah, guna mengatasi anemia bagi kalangan pelajar di tingkat sekolah SMP, SMA dan Pesantren.

Sementara untuk kalangan remaja putri dibangku kuliah dan calon pengantin, pihaknya menggencarkan penyuluhan di posyandu terkait persiapan hamil dan berkeluarga.

Menurutnya, beberapa faktor lingkungan seperti tidak adanya air bersih yang cukup, tidak adanya jamban disetiap keluarga, rumah yang tak layak huni, hingga abainya masyarakat dalam mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Menjadi faktor besar penyebab terjadinya stunting pada anak, di luar kurangnya asupan gizi pada ibu.

”Tidak melakukan KB tentu angka kelahiran meningkat dan posisi stunting lebih tinggi. Dimana jarak antara kehamilan yang terlalu rapat antara anak pertama dan seterusnya berjarak 1-1,5 tahun. Padahal, anjuran sebenarnya 4 sampai 5 tahun, sehingga kasih sayang dan asupan gizi merata," ujar Samsul.

Lebih lanjut Syamsul menjelaskan, penanganan stunting yang dapat dilakukan saat ini oleh pemerintah daerah hanya sebatas memberikan obat dan asupan gizi yang bisa mempertahankan kondisi tubuh anak, agar tidak memburuk.

”Kalau untuk pulih secara ini (total-red) tidak bisa. Tapi, kondisi panjang tubuhnya bisa dipacu, bila ditemukan disaat Awal-awal umur 2 tahun,” ujarnya.

Baca juga:

59 Ormas Dukung Kenaikan Cukai Hasil Tembakau untuk Kendali Konsumsi

Wapres Instruksikan Posyandu Ambil Peran Turunkan Stunting

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 mencapai 24,4 persen atau menurun 6,4 persen dari angka 30,8 persen pada 2018. Adapun Aceh merupakan salah satu provinsi penyumbang kasus stunting terbesar dengan angka mencapai 33,2 persen.

Saat ini pemerintah tengah berupaya mengejar target penurunan angka stunting yang lebih signifikan ke angka 14 persen pada 2024. Itu artinya, pemerintah masih harus menurunkan angka tengkes sebanyak 10 persen untuk mencapai target tersebut.

Editor: Dwi Reinjani

  • stunting
  • tengkes
  • gizi buruk

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!