NUSANTARA

Solar Langka, Nelayan Rembang Tak Melaut

Solar Langka, Nelayan Rembang Tak Melaut

KBR, Rembang– Kelangkaan bahan bakar solar semakin memusingkan nelayan di Kecamatan Kragan dan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Mereka bahkan harus rela tidur di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), demi menunggu jatah solar.

Sofiyudin, seorang warga Desa Karangharjo Kecamatan Kragan mengatakan kondisi tersebut mengakibatkan cukup banyak nelayan kecil yang tidak bisa melaut.

“Untuk cari nafkah, orang kecil semakin susah sekarang mas. Padahal kalau melaut, hasilnya kan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Waktunya malah banyak dihabiskan di SPBU, untuk antri solar,“ ungkapnya,  Jumat (01/04).

Baca juga: 

KNTI Minta Penguatan Pengawasan Distribusi Solar Subsidi

Pengamat Energi: Pengurangan Kuota Jadi Penyebab Langkanya Solar Bersubsidi

Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Rembang, Kartono menjelaskan khusus wilayah dalam Kota Rembang, keberadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Pelabuhan Tasikagung, dinilai mampu mencukupi.

Sasarannya, menjual solar subsidi kepada kapal di bawah bobot 30 GT, termasuk perahu nelayan kecil. Setiap bulan dijatah solar sebanyak 432 kilo liter. 

Menurut Kartono, selama ini kuota tersebut sudah cukup.

“Kebetulan pada bulan Maret ini, kuota tersebut habis. Tapi sebelum-sebelumnya malah ndak habis. Kalau habis, artinya kami bulan depan bisa mengajukan tambahan,“ bebernya.

Sedangkan wilayah Kabupaten Rembang bagian timur, sebenarnya sudah ada SPBN. Namun karena jarak tempuh lumayan jauh, sehingga nelayan masih banyak yang membeli ke SPBU di pinggir jalur Pantura. Padahal, SPBU lebih diprioritaskan untuk memenuhi bahan bakar kendaraan.

“Belum lagi kalau solar sudah dibeli nelayan yang kapalnya di bawah bobot 30 GT, tinggal nelayan kecil kebagian apa nggak. Makanya banyak yang lari ke SPBU, berbagi dengan kendaraan bermotor. Padahal seharusnya SPBU nggak boleh menjual solar subsidi ke nelayan, tapi mau gimana lagi,“ tutur Kartono.

Kartono berharap pemerintah dan Pertamina memberikan solusi, agar nelayan tetap bisa bekerja melaut setiap hari.

“Syukur-syukur ada penambahan SPBN di wilayah Kecamatan Kragan dan Sarang. Mengingat jumlah kapal terus bertambah, sehingga otomatis kebutuhan BBM solar juga tambah,“ tandasnya.

Sejauh ini Pemkab Rembang sudah berulang kali mengajukan tambahan kuota kepada Pertamina. Namun Pertamina  membatasi penyaluran BBM bersubsidi. Bahkan jatah pengiriman ke SPBU di Kabupaten Rembang, belakangan ini semakin berkurang.  


Editor: Rony Sitanggang

  • KNTI
  • subsidi BBM untuk nelayan
  • pengawasan distribusi solar subsidi
  • kelangkaan solar bersubsidi
  • solar subsidi tak tepat sasaran
  • kelangkaan solar
  • Solar Subsidi Langka

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!