BERITA

Polri Minta Peserta Urungkan Rencana Gelar Aksi Reuni 212

"Kata Setyo, kepolisian sudah mengimbau agar peserta lebih baik mengurungkan rencana aksi."

Polri Minta Peserta Urungkan Rencana Gelar Aksi Reuni 212
Ilustrasi: Aksi 212 di Thamrin. (Foto : Antara)

KBR,Jakarta - Kepolisian Indonesia mempersilakan pelaksanaan kegiatan reuni aksi 212. Asalkan, menurut Juru Bicara Mabes Polri Setyo Wasisto, aksi itu dilakukan dengan damai tanpa memancing kegaduhan.

"Kita udah monitor mereka akan ada kegiatan, tapi saya selaku Kadiv Humas mengimbau agar tidak dilaksanakan," ujar Setyo di Jakarta, Selasa (13/11/2018). 

Sebab bertolok pada kegiatan-kegiatan sebelumnya, aksi 212 kerap meresahkan masyarakat. Tapi kalaupun peserta berkeras melangsungkan kegiatan, ia meminta penyelenggara aksi memastikan bahwa tak ada keributan yang mengarah ke tindak kekerasan.

Kata Setyo, kepolisian sudah mengimbau agar peserta lebih baik mengurungkan rencana aksi.

"Seandainya dilaksanakan harus mengikuti peraturan yang berlaku, tidak membuat kegaduhan, keonaran, bahkan sampai keributan dan ada aksi anarkis merusak sana sini."

Menurut Setyo, kepolisian telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi dan mengawasi rencana aksi. Tapi ia mengaku belum mengetahui jumlah pasti anggota yang akan diterjunkan untuk menjaga keamanan di lokasi kegiatan.

Polri juga telah mengirimkan perintah antisipasi kepada Polda Metro Jaya, agar siap menghadapi hal-hal yang mungkin terjadi. Meski begitu instruksi hanya diberikan ke jajaran Polda Metro. Sementara untuk Polda lain hanya diberi imbauan untuk menjaga keamanan peserta saat menuju Jakarta.

"Engga ya, atensi hanya kepada Polda Metro saja. Karena kita harapkan ya kegiatan tidak dilakukan," ujar Setyo.

Editor: Friska Kalia  

  • 212
  • FPI
  • Rizieq shihab
  • Penodaan agama
  • bela islam
  • Aksi Bela Tauhid

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!