KBR, Jakarta- Pemerintah belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit ginjal akut. Keputusan itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
"Status KLB kita sudah diskusi, belum masuk status KLB," kata Budi dalam konferensi pers, Jumat (21/10/2022).
Untuk saat ini, Kemenkes sudah mengeluarkan pedoman penanganan pasien penyakit ginjal akut.
"Mengenai koordinasi dengan pemerintah daerah, tanggal 27 September sebenarnya kita sudah kirim surat-surat ke daerah mengenai protokol perawatannya. Cuma waktu itu kan kenaikannya belum tinggi sekali. Kemudian di Oktober kita juga kirim lagi, sudah melakukan video conference dengan kepala dinas kesehatan, baik itu provinsi dan kabupaten/kota, dan mereka sudah tahu. Termasuk dokter-dokternya juga, jadi lewat IDAI, Ikatan Apoteker Indonesia kita sudah bicara. Sehingga selain lewat jalur formal pemerintah, kita juga lewat jalur profesi sudah kita lakukan," jelasnya.
Baca juga: Epidemiolog: Indikatornya Memenuhi Syarat KLB Penyakit Ginjal Akut
Budi mengatakan, pemerintah akan mendatangkan 200 obat antidotum dari Singapura untuk mengobati pasien penyakit ginjal akut progresif atipikal. Obat itu sudah diuji coba di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSCM) Dr Cipto Mangunkusumo. Nantinya, akan didistribusikan ke rumah sakit.
Seiring dengan itu, Kemenkes dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah meneliti cemaran senyawa kimia di obat sirop yang dikonsumsi pasien.
Kematian Naik
Kemenkes mencatat jumlah kematian akibat penyakit ginjal akut menjadi 133 orang, bertambah dari sebelumnya 99. Jumlah itu setara 55 persen dari total 240-an kasus yang tersebar di 22 provinsi. Mayoritas kasus menimpa anak-anak di bawah 5 tahun.
Budi menyebut, kasus ginjal akut sebetulnya ada setiap bulan. Namun, mulai melonjak sejak Agustus 2022.
Baca juga:
- Ratusan Anak Alami Gagal Ginjal Akut, IDAI Cari Penyebab
- Antisipasi Kemenkes terhadap Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak
"Tapi, yang membuat kita kemarin jadi lebih proaktif dua hari yang lalu adalah karena chart-nya Oktober. Oktober belum selesai, naiknya pesat sekali. Dan pressure ke rumah sakit sudah terasa. Jadi rumah sakit RSCM sudah mulai penuh ICU-nya untuk anak-anak. Dan yang kita ngeri kan ini fatality rate-nya tinggi," ujarnya.
Budi menambahkan, timnya sudah mendatangi 156 rumah pasien penyakit ginjal akut. Kata Budi, ditemukan 102 obat berjenis sirop yang dikonsumsi pasien.
Sebagai langkah antisipasi, untuk sementara waktu Kemenkes menghentikan penggunaan obat jenis sirop tersebut. Penghentian dilakukan sampai ditemukan penyebab pasti penyakit ginjal akut.
Editor: Sindu