KBR, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan lebih dari 100 anak yang mengalami gagal ginjal akut. Namun sejauh ini, penyebabnya belum diketahui.
"Sejauh ini kami sudah berupaya untuk mencari. Tetapi memang data-data belum mengarah pada titik tertentu. Meskipun sebetulnya investigasi kami lebih lengkap misalnya seperti yang diberitakan Gambia. Gambia itu memberitakan dia penyebabnya karena obat. Tapi sebetulnya banyak data-data yang mereka tidak periksakan," kata Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati, dalam jumpa pers daring, Selasa, (11/10/2022).
Eka menjelaskan, tren peningkatan pasien gagal ginjal akut pada anak terjadi sejak Agustus 2022. Gejala yang dialami awalnya infeksi batuk, pilek, atau diare dan muntah, kemudian dalam hitungan tiga sampai lima hari mendadak tidak ada urine.
Baca juga:
Hingga kemarin, ada 14 IDAI cabang yang melaporkan Acute Kidney Injury (AKI) atau gagal ginjal akut tanpa adanya penyebab yang jelas.
Pada Agustus, ditemukan 35 kasus gagal ginjal akut misterius pada anak. Jumlahnya meningkat pada September menjadi 71. Sementara bulan ini sudah ditemukan 9 kasus baru.
Seratusan pasien itu didominasi anak berusia di bawah lima tahun (balita). Nmun ada juga pasien berusia delapan tahun.
Dengan adanya tren peningkatan kasus, IDAI berharap orang tua segera memeriksakan kesehatan anaknya jika mengalami penurunan volume buang air kecil.
Editor: Wahyu S.