NASIONAL

Ekonom: Tanam Cabai di Pekarangan Efektif Tekan Inflasi, Tapi Tidak Signifikan

"Kebutuhan cabai di tanah air terlalu tinggi meliputi kebutuhan rumah tangga dan korporasi serta membutuhkan keahlian khusus agar bertahan di tengah musim hujan."

cabai
Warga menunjukkan bibit tanaman cabai gratis di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (15/8/2022). (Foto: ANTARA/Makna Zaezar)

KBR, Jakarta - Pengamat ekonomi menyambut baik imbauan pemerintah agar masyarakat menanam cabai di pekarangan karena bisa menekan harga di tingkat konsumen.

Direktur Eksekutif lembaga kajian ekonomi INDEF Tauhid Ahmad mengatakan, gerakan menanam cabai itu akan efektif tekan inflasi namun hasilnya tidak signifikan.

Tauhid beralasan, kebutuhan cabai di tanah air terlalu tinggi meliputi kebutuhan rumah tangga dan korporasi serta membutuhkan keahlian khusus agar bertahan di tengah musim hujan.

"Berkiatan dengan itu, ya perlu diberikan subsidi. Misalnya mengurangi beban angkutan dari daerah-daerah produsen cabai ke daerah konsumen. Misalnya, dari daerah-daerah pegunungan, daerah produsen cabai. Kan beban ongkos angkutnya tinggi, karena ada kenaikan harga BBM. Mereka harus diberikan bantuan, sehingga mengurangi kenaikan harga cabai. Ketiga adalah membuat efesiensi pasar, pemerintah harus ambil alih," kata Tauhid Ahmad, kepada KBR, Senin, (12/9/2022).

Di sisi lain, pengamat pertanian Dwi Andreas mencatat, pada 2019 lalu pemerintah pernah membagikan 10 juta benih cabai namun tidak efektif menekan kenaikan harga.

Dwi Andreas mendorong pemerintah membantu petani cabai melawan perubahan iklim agar menjaga produktivitas cabai di tengah musim hujan.

Selain itu, kata Dwi, pemerintah juga diminta membantu petani untuk membangun rumah pelastik agar tanaman cabai lebih tahan pada musim hujan ini.

Baca juga:


Seruan Presiden

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam cabai hingga kelapa dalam menghadapi krisis pangan global.

Menurut Jokowi, pemanfaatan pekarangan itu perlu dilakukan untuk memperkuat sektor pertanian saat menghadapi krisis pangan global. Selain itu juga untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengoptimalkan lahan pekarangan.

"Kita ingin lahan-lahan yang tidak produktif itu diproduktifkan. Urusan cabai, urusan ini harusnya rumah tangga rumah tangga di desa desa bisa nanam itu. Di polybag atau di pekarangan sehingga tidak ada yang namanya kita ini kekurangan cabai atau harga cabai naik drastis. Ini yang baru dikerjakan oleh kementerian pertanian," kata Jokowi di Boyolali, (11/8/2022).

Ajakan serupa juga disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut mengatakan langkah-langkah itu merupakan cara sederhana masyarakat turut andil dalam upaya mengendalikan laju inflasi.

"Ayo teman-teman semua kita bersama-sama menjaga inflasi. Jangan terlalu yang canggih-canggih. Pokoknya nggak kekurangan cabai, nggak kekurangan bawang, telur ayam, dan daging ayam," ujar Luhut dalam dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Selasa, (30/8/2022).

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

  • inflasi
  • harga BBM
  • Krisis Pangan
  • INDEF
  • cabai

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!