NASIONAL

Potensi Resesi di AS, Dampaknya ke Indonesia?

""Dan sudah secara kuartal ke kuartal Q to Q sudah negatif kemarin, berarti permintaan terhadap barang dan jasa itu mengalami penurunan""

Muthia Kusuma

Potensi Resesi di AS, Dampaknya ke Indonesia?
ilustrasi

KBR, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengingatkan pemerintah terhadap dampak negatif dari potensi resesi yang dialami Amerika Serikat, tahun ini.

Menurutnya, dampak negatif itu berpotensi terjadi di sejumlah komoditas yang diimpor maupun diekspor dari dan ke Negeri Paman Sam itu. 

"Kalau seandainya dalam artian, resesi itu adalah dari pertumbuhan ekonominya mengalami keturunan, dan sudah secara kuartal ke kuartal Q to Q sudah negatif kemarin, berarti permintaan terhadap barang dan jasa itu mengalami penurunan, termasuk permintaan barang impor, termasuk dari Indonesia. Semestinya begitu ya?" ucap Faisal saat dihubungi KBR, Jumat, (29/7/2022).

Mohammad Faisal menjelaskan, lemahnya perekonomian Amerika Serikat itu juga memukul importir bahan baku tekstil dari Amerika.

Berita terkait:

Oleh karena itu, Faisal mendorong pemerintah menjaga pasar produk yang selama ini diekspor ke Amerika Serikat. 

Caranya, lanjut dia, dengan mendorong diversifikasi pasar ke pasar non-tradisional, termasuk upaya pengalihan pasar ekspor ke negara-negara berkembang. Sebab negara maju saat ini lebih terimbas tekanan perekonomian global.

"Saya kira perlu didorong pasar domestik, walau bagaimanapun pasar domestik kita besar. Sehingga perlu didorong supaya daya saing dari produk yang selama ini mengandalkan ekspor ke Indonesia itu lebih luas share market-nya ke dalam negeri," pungkas Mohammad Faisal.

Editor: Kurniati Syahdan

  • resesi AS
  • potensi resesi Amerika Serikat
  • CORE
  • Paman Sam
  • komoditas ekspor
  • impor

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!